> >

Hamas Bantah Keras Tuduhan Israel Soal Terowongan dan Roket Dekat Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Kompas dunia | 7 November 2023, 07:30 WIB
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, hari Senin (6/11/2023) menyangkal tuduhan Israel bahwa kelompok perlawanan ini menempatkan misil dan peluncur roket dekat rumah sakit di Jalur Gaza, tuduhan itu hanya alasan Israel menghancurkan sektor medis di Gaza untuk memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka. (Sumber: YouTube/Times of Israel)

Berbicara di Al-Jazeera, Zaqout mengatakan serangan itu menewaskan orang-orang yang mengungsi yang berlindung di lantai atas. Panel surya yang dipasang di atap juga hancur dalam serangan itu, katanya.

Al-Jazeera menayangkan video puing-puing yang berlumuran darah di lantai atas, di mana tempat tidur keluarga pengungsi masih tersusun. Video lainnya menunjukkan asap membumbung dari bangunan tersebut.

Adapun Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan jumlah warga Palestina yang tewas akibat pembantaian Israel di Gaza dan Tepi Barat melampaui batas merah mengerikan, dengan jumlah kematian mencapai 10.165 warga sipil, sementara sekitar 27.000 lainnya terluka, Senin (6/11).

Kementerian tersebut menyatakan dalam laporan harian mengenai agresi tersebut bahwa 10.010 warga Palestina tewas di Jalur Gaza, dan lebih dari 25.000 terluka

Sementara di Tepi Barat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 155 warga sipil, dan yang terluka sekitar 2.250 orang sejak 7 Oktober seperti dilaporkan oleh Palestinian News Agency WAFA, Senin (6/11).

Baca Juga: MER-C Bantah Israel yang Tuduh RS Indonesia Simpan Terowongan Hamas: Murni untuk Kepentingan Medis

Lebih dari 70% dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.

Laporan tersebut menjelaskan situasi masih sangat mengerikan di Gaza, dokter masih terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi atau bius medis, termasuk operasi warga sipil yang terluka akibat bom, serta perempuan yang menjalani persalinan melalui operasi caesar.

Kementerian kesehatan Palestina di Gaza menambahkan 117.000 warga sipil kini terlantar, selain personel medis dan kesehatan serta ribuan pasien yang terpaksa tinggal di fasilitas kesehatan untuk mempertahankan nyawa mereka.

Selain itu ada 1,5 juta warga yang terlantar di dalam Gaza, lebih dari 70% dari populasi Gaza, di mana sekitar 690.400 pengungsi tinggal di 149 tempat perlindungan darurat yang ditunjuk oleh UNRWA, badan PBB yang khusus bertugas mengurus pengungsi Palestina.

Ada juga 121.750 warga yang tinggal di rumah sakit, gereja, dan bangunan publik lainnya, dan sekitar 99.150 orang mencari perlindungan di 82 sekolah non-UNRWA.

600.000 orang terlantar lainnya tinggal dengan keluarga angkat, dengan 150.000 warga berpindah ke pusat perlindungan dalam beberapa hari terakhir untuk mencari makanan dan layanan dasar.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press / WAFA / Anadolu


TERBARU