> >

Kisah Warga Palestina yang Bekerja di Israel usai Serangan Hamas, Jadi Sasaran Penyiksaan dan Hinaan

Kompas dunia | 5 November 2023, 11:32 WIB
Warga Palestina mencari korban yang selamat menyusul serangan udara Israel ke kamp pengungsi Nusseirat di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang duduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, Selasa, 31 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Doaa AlBaz)

GAZA, KOMPAS.TV - Kesulitan dan rasa traumatis dirasakan warga Palestina di Gaza yang bekerja di Israel usai serangan Hamas ke wilayah negara zionis itu pada 7 Oktober.

Zaki Salameh, warga Gaza yang bekerja sebagai pekerja bangunan di kota Israel mengungkapkan kisahnya yang penuh penyiksaan dan hinaan usai serangan itu.

Salameh, 55 tahun, merupakan satu dari 18.500 warga Gaza yang mendapatkan izin bekerja di luar kota yang terkepung itu.

Salameh mengungkapkan, ia merasa sangat menyesal bekerja di Israel.

Baca Juga: Negara Arab Ingin Gencatan Senjata di Gaza Segera Dilakukan, AS Malah Merasa Itu Untungkan Hamas

Selama masa penyerangan Hamas ke kota Israel, dan pengeboman tanpa henti Israel ke Gaza sebagai tindakan balasan, Salameh telah ditangkap, disiksa dan diintergoasi.

Salameh mengatakan, ia dan pekerja Palestina lainnya dari Gaza ditahan dan ditandai pada 8 oktober sebelum kemudian dibawa ke penjara Ofer, di luar Ramallah, tempat pendudukan Tepi Barat.

Mereka dipanggil untuk kemudian diinterogasi dan disiksa oleh apa yang Salameh gambarkan sebagai kursi listrik, selama beberapa hari.

“Orang Israel menanyakan kami pertanyaan aneh,” ujar Salameh dikutip dari Al-Jazeera, Jumat (3/11/2023).

“Mereka ingin tahu di mana lokasi terowongan Hamas, di mana peluncur roket ditempatkan dan bagaimana para pejuang berpindah di sekitar Gaza,” tambahnya.

Otoritas Israel juga menginterogasi para pekerja mengenai lingkungan mereka, area kependudukan mereka, dan di mana mereka tinggal.

Para pekerja dari Gaza itu juga diancam akan dipenjara seumur hidupnya.

“Mereka ingin tahu apa yang kami ketahui mengenai Operasi Banjir Al-Aqsa,” ujarnya.

Baca Juga: Zelenskyy Kesal Dengan Konflik Palestina-Israel di Gaza, Alihkan Perhatian Dunia Dari Perang Ukraina

Ia juga menambahkan, banyak pemuda yang disiksa dan dihina dengan cara yang brutal.

“Pertanyaannya sangat aneh. Para Israel ingin tahu benar siapa kami, dan apakah kami memiliki hubungan dengan Hamas. Kami bahkan tak diberikan izin kerja,” sambung Salameh.

Pada Jumat (3/11/2023), Militer Israel mengatakan telah membebaskan 3.200 pekerja dari Gaza melewati Karem Abu Salem.

Pembebasan itu mengikuti keputusan Pemerintah Israel di malam sebelumnya bahwa para pekerja ini tak akan mendapat izin kerja lagi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU