Tegangnya Pertemuan Menlu AS dan Negara Arab, Amerika Tolak Desak Israel Gencatan Senjata di Gaza
Kompas dunia | 5 November 2023, 15:35 WIBAMMAN, KOMPAS.TV - Para menteri luar negeri negara Arab gagal mendesak Amerika Serikat agar gencatan senjata atas serangan Israel terhadap Gaza segera dilakukan, karena Menlu AS, Antony Blinken menolak permintaan tersebut.
Adapun alasan Blinken karena menganggap tindakan semacam itu bisa kontraproduktif dan justru mendorong kelompok Hamas konsolidasi kekuatan.
Negara-negara Arab sangat murka atas kematian hampir 10.000 warga sipil Palestina di Gaza dalam konflik Israel-Hamas.
Setelah berbicara dengan para diplomat dari Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, serta seorang pejabat Palestina senior, Blinken bersama rekan-rekannya dari Yordania dan Mesir menyampaikan keinginan bersama untuk melindungi warga sipil di Gaza dan meningkatkan aliran bantuan ke wilayah yang terkepung.
Perbedaan pandangan ini sangat terlihat, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, pada hari Minggu 5 November 2023.
Menlu negara Arab berkali-kali mendesak agar pertempuran dihentikan segera dan mengutuk taktik perang yang digunakan oleh Israel.
"Kita tidak bisa menerima pembenaran yang diberikan atas dasar hak bela diri, dan hukuman kolektif yang diterapkan terhadap warga Palestina di Gaza," ujar Menlu Mesir Sameh Shoukreh, "Ini sama sekali tidak dapat dianggap sebagai tindakan bela diri yang sah."
Blinken tetap bersikukuh dengan posisi AS bahwa gencatan senjata akan merugikan hak dan kewajiban Israel untuk melindungi warganya setelah serangan tak terduga Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel.
Blinken menyatakan komitmen pemerintahan Biden terhadap hak Israel untuk membela diri tetap tidak berubah. "Menurut pandangan kami, gencatan senjata hanya akan membuat Hamas tetap berada di posisi yang sama, dapat berkumpul kembali, dan mengulangi apa yang sudah dilakukan sebelumnya," ujar Blinken.
Baca Juga: Turki Bergerak Seret Israel ke Pengadilan Pidana Internasional atas Tuduhan Kejahatan Perang
Dia menyatakan AS mendukung "jeda kemanusiaan" dalam operasi militer Israel untuk memungkinkan aliran bantuan yang lebih baik dan peningkatan pergerakan warga asing keluar dari Gaza dan masuk ke Mesir. Namun, rekan-rekan Blinken dari Yordania dan Mesir merasa langkah tersebut belum cukup.
Dalam perbandingan lain, pejabat Arab menyatakan saat ini masih terlalu dini untuk membahas salah satu agenda utama Blinken, yaitu masa depan Gaza setelah perang. Mereka berpendapat yang paling mendesak adalah menghentikan pertumpahan darah dan memulihkan aliran bantuan kemanusiaan yang stabil.
"Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana kita bisa mempertimbangkan apa yang akan terjadi selanjutnya?" kata Ayman al-Safadi dari Yordania. "Kita belum punya semua data yang diperlukan untuk memulai perbincangan mengenai itu. Yang paling penting saat ini adalah menetapkan prioritas dengan benar."
Namun, saat mereka muncul di depan kamera dan wartawan, ketiganya setidaknya memberikan kesan kesatuan. Blinken mengakui kekhawatiran Arab mengenai korban sipil di Gaza dan menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh perang terhadap posisi Israel di negara-negara tetangga yang telah menjalin hubungan diplomatik selama beberapa dekade.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press