> >

Pentagon Tolak Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas di Gaza walau Biden Setuju Jeda Kemanusiaan

Kompas dunia | 3 November 2023, 07:25 WIB
Pentagon hari Kamis, (2/11/2023) menyatakan mereka menolak ide dan arahan untuk gencatan senjata dalam perang Israel vs Hamas, Kami tidak mendukung gencatan senjata karena itu akan memberikan waktu bagi Hamas untuk memulihkan diri, yang akan membahayakan warga Israel dan orang lainnya, kata juru bicara Pentagon, Pat Ryder. (Sumber: Anadolu)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Kementerian Pertahanan AS Pentagon hari Kamis, (2/11/2023) mengatakan mereka menolak ide dan arahan untuk gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas.

"Kami tidak mendukung gencatan senjata karena itu akan memberikan waktu bagi Hamas untuk memulihkan diri, yang akan membahayakan warga Israel dan orang lainnya," kata juru bicara Pentagon, Pat Ryder, dalam konferensi pers seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Jumat, (3/11/2023).

"Saya mendengar Presiden mengatakan bahwa pemerintah AS mendukung jeda kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk, sandera keluar, serta warga lainnya," kata juru bicara tersebut.

Dia mencatat pembicaraan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dengan rekan-rekannya mencakup upaya untuk memastikan bahwa warga sipil Palestina di Gaza mendapatkan bantuan kemanusiaan, termasuk air, bahan bakar, atau bantuan medis, "Itu tetap menjadi sesuatu yang kami tekankan secara rutin," tambahnya.

Pada hari Rabu, Presiden Joe Biden mendukung gagasan jeda kemanusiaan atau humanitarian pause di Gaza, sebuah konsep yang tidak sejalan dengan tuntutan gencatan senjata penuh untuk menghentikan pertempuran di tengah meningkatnya korban jiwa di Gaza, "Saya pikir kita perlu ada jeda," kata Biden.

Sementara menurut pejabat AS, gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas, yang sedang bertempur melawan militer Israel di Jalur Gaza.

Panggilan itu merupakan perubahan halus bagi Biden dan pejabat Gedung Putih papan atas, yang sepanjang krisis Timur Tengah selalu teguh menyatakan bahwa mereka tidak akan mendikte bagaimana Israel melakukan operasi militer mereka sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

Baca Juga: Ultimatum AS Agar Israel Gencatan Senjata di Gaza, Jika Tidak Hizbullah Akan Mobilisasi Pasukan

PM Israel Benjamin Netanyahu hari Senin (30/10/2023) mengatakan Israel tidak akan setuju gencatan senjata di Gaza, di mana pengeboman udara besar-besaran telah terus berlanjut selama tiga minggu, seraya tiba-tiba mengutip Alkitab perjanjian lama, "ini adalah waktu untuk berperang". (Sumber: Anadolu)

Namun, Joe Biden menghadapi tekanan yang semakin meningkat dari kelompok hak asasi manusia, pemimpin dunia, dan bahkan anggota Partai Demokratnya sendiri, yang mengatakan pengeboman Israel di Gaza adalah hukuman kolektif dan sudah saatnya gencatan senjata.

Dalam komentarnya, Biden menekan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memberi warga Palestina setidaknya jeda singkat dari operasi militer tiada henti yang telah membantai hampir 10.000 warga sipil Palestina dan mengakibatkan krisis kemanusiaan di Gaza.

Gedung Putih menolak mendukung gencatan senjata namun memberi sinyal bahwa Israel seharusnya mempertimbangkan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil menerima bantuan dan warga asing yang terjebak di Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut.

Pasukan darat Israel merangsek ke Kota Gaza dalam pertempuran sengit dengan Hamas, kata militer pada hari Rabu. Sementara itu, ratusan warga asing dan puluhan warga Palestina yang terluka diperbolehkan meninggalkan Gaza setelah lebih dari tiga minggu terkepung.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, hari Rabu mengatakan duta besar AS yang baru dikonfirmasi untuk Israel, Jack Lew, akan segera dikirim ke Timur Tengah dan akan ditugaskan untuk mendukung upaya AS untuk menciptakan kondisi bagi jeda kemanusiaan guna mengatasi kondisi kemanusiaan yang memburuk bagi warga sipil Palestina.

Pada Rabu malam, Biden berbicara kepada massa pendukungnya di Minneapolis tentang alasan-alasan dia maju sebagai calon presiden pada tahun 2020 ketika seorang wanita bangkit dan berteriak: "Tuan Presiden, jika Anda peduli pada orang Yahudi, sebagai seorang rabbi, saya perlu Anda menyerukan gencatan senjata."

Kedatangannya di kota itu menarik lebih dari 1.000 demonstran tidak jauh dari tempat acara penggalangan dana diadakan, dan mereka membawa bendera Palestina serta spanduk yang bertuliskan "Hentikan Pengeboman Anak-anak," "Bebaskan Palestina," dan "Gencatan senjata sekarang."

Baca Juga: Bahrain Usir Duta Besar Israel dan Tangguhkan Hubungan Ekonomi

Korban anak-anak dari serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Gaza dekat Rumah Sakit Indonesia. Pentagon hari Kamis, (2/11/2023) menyatakan mereka menolak ide dan arahan untuk gencatan senjata dalam perang Israel vs Hamas, Kami tidak mendukung gencatan senjata karena itu akan memberikan waktu bagi Hamas untuk memulihkan diri, yang akan membahayakan warga Israel dan orang lainnya, kata juru bicara Pentagon, Pat Ryder. (Sumber: AP Photo)

Biden mengatakan dia memahami emosi yang memotivasi para pengunjuk rasa, yang langsung diredam oleh yang lain di ruangan dan diusir. Ketika ditanya, dia mengatakan jeda "berarti memberi waktu untuk menyelamatkan sandera." Pejabat Gedung Putih kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah sandera dan bantuan kemanusiaan.

“Ini sangat rumit bagi Israel," lanjut Biden. "Ini sangat rumit bagi dunia Muslim juga. ... Saya mendukung solusi dua negara, saya mendukungnya sejak awal.”

Namun Biden mengatakan dialah yang meyakinkan Netanyahu dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza, "Saya orangnya," katanya.

Jumlah warga Palestina yang dibantai serangan militer Israel di Gaza terus meningkat, mencapai 9.061 orang pada hari Kamis, (2/11/2023), kata Kementerian Kesehatan di wilayah yang terkepung itu pada hari Kamis.

"Para korban termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan, sementara 32.000 orang lain terluka," kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra dalam konferensi pers di Kota Gaza.

Dia mengatakan 2.060 orang masih terperangkap di bawah puing-puing di Gaza, "Serangan Israel telah menewaskan 135 petugas medis dan menghancurkan 25 ambulans," kata al-Qudra.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pasukan Israel menyasar lebih dari 100 fasilitas perawatan kesehatan di Gaza sejak 7 Oktober, "Sebanyak 16 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer terpaksa berhenti beroperasi karena serangan Israel dan kekurangan bahan bakar," ujarnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / Associated Press


TERBARU