Korban Serangan Israel di Gaza Hampir 8.800 Terbunuh dan RS Terancam Tutup, WHO: Harus Dihentikan!
Kompas dunia | 1 November 2023, 23:05 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Jumlah korban akibat serangan Israel di Jalur Gaza per Selasa (31/10/2023) mencapai 8.796 terbunuh, termasuk 3.648 anak-anak dan 2.290 perempuan. Setidaknya 22.219 orang juga terluka akibat serangan terus-menerus Israel sejak 7 Oktober lalu.
Jumlah korban dikhawatirkan bertambah, mengingat masih terdapat korban yang terjebak reruntuhan dan berlangsungnya operasi militer Israel di Gaza. Situasi ini diperparah kondisi rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang terancam berhenti beroperasi karena kurangnya bahan bakar.
Militer Israel masih belum mengizinkan bahan bakar masuk Jalur Gaza usai mengepung enklave tersebut sejak 7 Oktober lalu. Pada saat bersamaan, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza mengaku sudah "lelah" meminta bantuan kepada komunitas internasional seiring terancamnya sistem kesehatan di Gaza.
Baca Juga: Pemerintah RI Upayakan Bahan Bakar Masuk Gaza, RS Indonesia Punya Stok untuk 48 Jam
Ia menyebut pasokan bahan bakar di Rumah Sakit Al-Shifa hanya bisa menghidupkan generator selama beberapa jam lagi sejak Rabu (1/11) petang waktu Indonesia. Rumah Sakit Al-Shifa pun meminta penduduk yang memiliki bahan bakar agar membawanya ke rumah sakit.
Pada Rabu (1/11), Rumah Sakit Persahabatan Turki, satu-satunya rumah sakit spesialis kanker di Gaza mengumumkan terpaksa menghentikan layanan karena tidak punya bahan bakar. Rumah sakit ini pun telah dibom dua kali oleh Israel.
Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki Sobhi Skeik meminta dunia untuk tidak "membiarkan pasien-pasien kanker menghadapi kematian karena pelayanan rumah sakit terhenti".
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pun menyampaikan bahwa Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza tinggal memiliki pasokan bahan bakar untuk 48 jam terhitung sejak Rabu (1/11) pagi.
Pada Rabu (1/11), sejumlah pasien di Gaza dievakuasi ke Mesir untuk mendapatkan perawatan. Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan ribuan korban luka dan pasien di Gaza juga perlu perawatan dan bantuan medis, sehingga pengeboman Israel harus berhenti.
"Ini adalah momen hidup atau mati bagi ribuan orang jika rumah sakit-rumah sakit berhenti beroperasi. Jika mereka tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan, akan menjadi hukuman mati untuk mereka," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic dikutip Al Jazeera.
"Kami memiliki tim yang siap masuk Gaza. Apa yang kami perlukan adalah penghentian peperangan. Harus ada sejumlah elemen politis. Bahkan jika kami membawa pasokan masuk, selama masih ada pengeboman tanpa henti, akan ada lebih banyak korban. Ini benar-benar harus dihentikan!" lanjutnya.
Baca Juga: Bolivia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel yang Dinilai Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Gaza
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV