Jika Terpilih, Trump akan Kembali Terapkan Larangan Masuk AS bagi Warga dari Sejumlah Negara Muslim
Kompas dunia | 29 Oktober 2023, 18:05 WIBLAS VEGAS, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan kembali menerapkan larangan masuk AS bagi warga dari sejumlah negara mayoritas muslim jika ia terpilih lagi dalam pemilihan presiden.
Trump menyatakan hal itu saat berpidato dalam konvensi Yahudi Partai Republik, Sabtu (28/10/2023).
"Kita akan menjauhkan teroris Islam radikal dari negara kita," kata Trump kepada para hadirin dalam pertemuan tahunan Koalisi Yahudi Partai Republik, seperti dilaporkan France24, Minggu (29/10/2023).
"Anda ingat larangan perjalanan itu? Pada hari pertama, saya akan mengembalikan larangan perjalanan kita."
Pada awal masa kepresidenannya pada tahun 2017, Trump memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap masuknya wisatawan dari Iran, Libya, Somalia, Suriah, Yaman, dan awalnya Irak dan Sudan.
Perintah itu segera diprotes lewat pengadilan, dituding sebagai tindakan diskriminatif terhadap kelompok agama tertentu. Tetapi larangan tersebut, bersama dengan agenda anti-imigrasi Trump, populer di kalangan pendukungnya.
Presiden AS Joe Biden kemudian mencabut larangan tersebut pada minggu pertama setelah ia menjabat pada 2021.
Biden "bangga menghapus larangan masuk bagi umat muslim yang keji itu dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Amerika yang diterapkan oleh pendiri bangsa," kata juru bicara Gedung Putih saat itu.
Baca Juga: Joe Biden: Tidak Perlu Jadi Orang Yahudi untuk Jadi Zionis, Saya adalah Seorang Zionis
Trump termasuk dalam sejumlah bakal calon presiden AS dari Partai Republik yang hadir dalam pertemuan para donatur Yahudi berpengaruh untuk menjanjikan dukungan yang tidak tergoyahkan bagi Israel dalam perangnya melawan Hamas, kelompok perlawanan Palestina.
Dalam acara yang diadakan di Las Vegas, negara bagian Nevada itu, Trump mengatakan akan "membela teman dan sekutu Negara Israel seperti tidak ada yang pernah melakukannya."
Menurut dia, konflik antara Israel dan Hamas adalah "perang antara peradaban dan kebiadaban, antara kebaikan dan kejahatan."
Pernyataannya itu menerima sambutan hangat dari para hadirin. Ia juga menyerang pemerintahan Biden tetapi tidak mengkritik pesaing-pesaingnya.
Pernyataan Trump itu keluar usai ia memicu kemarahan beberapa minggu terakhir karena menggambarkan kelompok Hizbollah di Lebanon sebagai "sangat pintar" dan mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kandidat Presiden Ramai-Ramai Dukung Israel
Acara di Las Vegas itu juga dihadiri saingan terdekat Trump dalam perebutan posisi calon presiden Partai Republik, Gubernur Florida Ron DeSantis.
DeSantis menyebut serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 sebagai "serangan terdahsyat terhadap umat Yahudi sejak Holocaust itu sendiri."
Hamas dituding membunuh setidaknya 1.700 orang, sebagian besar warga sipil.
Baca Juga: Yahudi Amerika Demo Tuntut Gencatan Senjata Israel di Kongres AS, 500 Orang Ditangkap
Sementara lebih dari 8.000 warga Palestina tewas terbunuh akibat serangan Israel ke Jalur Gaza, wilayah yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sebagian besar korban tewas adalah warga sipil dan banyak anak-anak.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : France24