> >

Kisah Palestina Akui Kemerdekaan Indonesia Setahun Sebelum Proklamasi 1945, Ada Dua Sosok Penting

Kompas dunia | 28 Oktober 2023, 04:00 WIB
Presiden Jokowi saat menerima kunjungan PM Palestina Mohammad I.M. Shtayyeh menyampaikan keterangan setelah pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 24 Oktober 2022.   (Sumber:Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Konflik yang terjadi antara Israel - Palestina selalu mendapatkan perhatian di Tanah Air. Bukan tanpa sebab, Palestina punya riwayat keterikatan dengan Indonesia yang sangat kuat.

Sejarah mencatat, sejak 6 September 1944 secara de facto Palestina sudah mengakui kemerdekaan Indonesia. Itu artinya, setahun sebelum proklamasi 17 Agustus 1945 dibacakan oleh Soekarno-Hatta. 

Ada dua orang yang berperan penting dalam mengakui kemerdekaan Indonesia masa itu, yakni mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan pengusaha media Muhammad Ali Tahir. 

Syekh Muhammad Amin jasanya dalam membantu kemerdekaan Indonesia, ketika menyiarkan kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio di Berlin Jerman. Hal itu didasarkan pada pernyatan Perdana Menteri Jepang Koiso pada 6 September 1944 di hadapan parlemen Jepang, yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Baca Juga: Uni Eropa Dukung Pernyataan Sekjen PBB soal Konflik Israel-Palestina yang Dikecam Israel

Mendengar kabar tersebut, Syekh Muhammad Amin atas nama mufti Palestina pun secara de facto langsung mengakui kemerdekaan Indonesia meski belum diproklamasikan. Pernyataan pengakuan kemerdekaan itu disiarkan melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman.

Sementara Muhammad Ali Taher yang dikenal sebagai wartawan dan juga pengusaha media, senantiasa menuliskan berita tentang Indonesia melalui koran Asyyura (Pembela Bangsa-Bangsa Terjajah).  

Ali Taher yang berasal dari Tepi Barat, Palestina, membantu mensosialisasikan perjuangan kemerdekaannya melalui media-media yang dimilikinya. Berkat kebaikannya tersebut, perjuangan kemerdekaan Indonesia bisa didukung oleh masyarakat luas dan pimpinan negara-negara di Arab. 

Mantan Menteri Penerangan di era Orde Lama, A.R Baswedan dalam buku "Seratus Tahun Haji Agus Salim" membeberkan sosok wartawan ini.

"Wartawan itu adalah M.Ali Attahir, seorang Palestina yang terkenal karena surat kabarnya yang bernama Asyyura. Jauh sebelum perjanjian ditandatangani, sampai bertahun-tahun sesudahnya, ia selalu membantu perjuangan kita," tulis A.R. Baswedan, yang juga kakek dari bakal calon presiden Anies Baswedan itu. 

Diceritakan pula ketika KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) mengalami kesulitan semasa Belanda menggempur republik dan menangkap Presiden Soekarno, Ali Tahir adalah sosok yang memberikan bantuan moril bahkan materi, yang menunjukkan dukungan tulusnya bagi perjuangan rakyat Indonesia.

Baca Juga: Israel Disebut Gunakan Kelaparan Warga Palestina di Gaza Sebagai Senjata Perang

Bantuan dan dukungan itulah yang membuat ikatan batin pemerintah dan rakyat Indonesia sangat kuat. Tidak heran, saat Palestina mengalami masa-masa gempuran Israel seperti saat ini, Indonesia selalu bersimpatik dan memberi bantuan  kepada Palestina.       


 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU