> >

Listrik Rumah Sakit Indonesia di Gaza Padam, Nyawa Pasien Terancam

Kompas dunia | 24 Oktober 2023, 19:30 WIB
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. (Sumber: Tribunnews)

GAZA, KOMPAS.TV - Listrik di Rumah Sakit Indonesia yang berada di Gaza, Palestina, telah padam sejak Senin (23/10/2023) kemarin.

Akibatnya, sejumlah fasilitas di Rumah Sakit Indonesia sudah tidak bisa lagi digunakan karena tidak adanya listrik.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Selasa (24/10/2023) pagi, generator listrik di seluruh rumah sakit akan mati dalam waktu 48 jam ke depan karena krisis bahan bakar yang diakibatkan blokade total Israel.

"Kami mempunyai waktu kurang dari 48 jam sebelum seluruh generator listrik di rumah sakit kehabisan bahan bakar," kata juru bicara Kemenkes di Gaza, Ashraf Al-Qudra, lewat pernyataan singkat di Telegram, dikutip dari Anadolu Agency.

Ashraf menegaskan, penting untuk memberikan prioritas kepada rumah sakit dalam pendistribusian bantuan. 

Dia juga mengajukan permohonan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Palang Merah Internasional untuk mendorong izin masuk pasokan bahan bakar dan unit darah ke Jalur Gaza, di mana sekitar 2,3 juta orang terjebak akibat blokade Israel sejak 2007. 

Seperti yang diketahui, Israel menerapkan blokade total di Gaza dengan memadamkan listrik, melarang makanan, air, serta bahan bakar masuk.

Blokade total itu diterapkan bersamaan dengan serangan Israel ke Gaza usai Hamas menyerang wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.

Baca Juga: Kain Kafan Mulai Menipis di Gaza dan Bangsal Jenazah Terlalu Penuh akibat Lonjakan Korban Tewas

Alhasil, Gaza saat ini sedang dalam kondisi krisis pangan dan energi, bahkan untuk rumah sakit.

Dalam video yang tersebar di internet, tim medis di rumah sakit terlihat menggunakan senter saat menerima pasien yang datang dengan ambulans.

Terkait listrik yang padam di sejumlah rumah sakit termasuk Rumah Sakit Indonesia, Hamas menyebut ini adalah "kejahatan perang" yang dilakukan Israel.

Kelompok perlawanan Palestina itu mendesak negara-negara Arab dan muslim serta PBB, mengambil sejumlah langkah nyata yang diperlukan untuk mengatasi krisis di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis surat kabar Jerusalem Post, Hamas menganggap pemadaman listrik akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober adalah "aib bagi negara-negara yang menutup mata atau yang bergabung dengan pendudukan dalam agresi dan genosida yang dilakukan terhadap orang-orang kami dan warga sipil tak bersenjata".

Hamas pun memperingatkan, banyak nyawa pasien yang terancam dan terdampak akibat "konsekuensi krisis bahan bakar yang diabaikan, sebab hal itu akan menjadi hukuman mati bagi semua korban luka dan pasien di rumah sakit-rumah sakit." 

Baca Juga: Sudah 5.087 Warga Sipil Palestina Dibunuh Israel, Termasuk 2.055 Anak-Anak akibat Serangan ke Gaza

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu Agency


TERBARU