> >

Ketakutan Dokter terhadap Nasib Bayi di Rumah Sakit Gaza: Nyawa Mereka Terancam jika Listrik Diputus

Kompas dunia | 23 Oktober 2023, 10:39 WIB
Seorang pria Palestina menggendong jenazah anaknya usai bombardir Israel ke Jalur Gaza di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah, Minggu 22 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Fatima Shbair)

GAZA, KOMPAS.TV - Dokter di rumah sakit Gaza mengungkapkan ketakutannya terhadap nasib bayi yang tengah dirawat jika pasokan listrik diputus Israel.

Banyak bayi yang tengah bergantung pada ventilator tak akan selamat jika listrik di Gaza diputus.

Hal itu terungkap pada video yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Minggu (22/10/2023).

Baca Juga: Peringatan Keras Iran ke Israel: Timur Tengah Bisa Lepas Kendali jika Serangan ke Gaza Tak Usai

Dalam video tersebut, Dr Fu’ad al-Bulbul, kepala unit departemen neo-natal di Rumah Sakit Al-Shifa, mengatakan penghentian pasokan listrik akan jadi bencana besar.

“Kebanyakan bayi yang bergantung pada ventilator akan tewas, karena kami hanya bisa menyelamatkan satu atau dua bayi, kami tak akan bisa menyelamatkan semua bayi,” katanya dikutip dari CNN.

Al-Bulbul berbicara di tengah kekhawatiran bahwa persediaan bahan bakar yang penting untuk menjaga rumah sakit dan listrik tetap menyala sangat rendah.

Sebelumnya pada Minggu (22/10/2023), badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa cadangan bahan bakar akan habis dalam tiga hari, dan membahayakan upaya kemanusiaan di Gaza.

Al-Bulubul mengatakan, kamar bayi di rumah sakit Al-Shifa, yang memiliki 45 inkubator, sebagian besar merawat bayi prematur akibat kehamilan berisiko tinggi.

Baca Juga: Tepi Barat Palestina Mulai Kena Imbas, Jumlah Warga yang Dibunuh Israel Melonjak Tajam

“Sayangnya, saat ini kami tak mempunyai persediaan medis, obat-obatan yang esensial, yang merupakan obat penting yang bisa menyelamatkan nyawa bayi dalam dua jam pertama kehidupannya,” tuturnya.

Menyoroti kekurangan obat-obatan penting yang parah, sang dokter mengungkapkan mereka telah kehabisan surfaktan dan telah menggunakan botol terakhir berisi kafein sitrat pada Minggu.

Menurut Al-Bulbul, unit ini kewalahan dengan banyaknya kasus, sebagian besar bayi sakit kritis dan tim medis telah bekerja selama 18 hari berturut-turut, membuat mereka kelelahan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN


TERBARU