> >

Dokter RS Indonesia Sebut Israel Pakai Senjata Tak Biasa: Timbulkan Luka Bakar Derajat IV

Kompas dunia | 21 Oktober 2023, 19:01 WIB
Seorang bocah berjalan di antara reruntuhan gedung permukiman yang hancur dibombardir Israel di Al-Zahra, Kota Gaza, Jumat (20/10/2023). (Sumber: Ali Mahmoud/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Seorang dokter di Rumah Sakit Indonesia, Jalur Gaza menyebut pasukan Israel kemungkinan memakai "senjata tak biasa" ketika menggempur penduduk Palestina di enklave tersebut. Dokter itu menyampaikan dugaannya berdasarkan kondisi pasien-pasien yang masuk ke Rumah Sakit Indonesia.

Kepada Al Jazeera, Sabtu (21/10/2023), dokter itu menyebut korban luka yang dibawa ke Rumah Sakit Indonesia menghadapi banyak komplikasi. Tingkat kematian pun mencapai 100 persen.

Dokter itu menyebut pasukan Israel menggunakan sebuah senjata yang "tidak biasa". Ia mengaku pihak rumah sakit baru pertama kali melihat cedera-cedera yang dialami para korban dengan luka bakar derajat IV di sekujur tubuh.

Sebagai informasi, luka bakar derajat IV merupakan jenis luka bakar paling dalam, parah, dan berpotensi mengancam jiwa. Luka bakar ini mampu menghancurkan semua lapisan kulit, tulang, otot, dan tendon. Luka bakar derajat empat juga tak bisa diobati sendiri, melainkan perlu segera ditangani oleh tenaga kesehatan profesional.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Akhirnya Masuk Gaza, tetapi Baru 20 Truk dari Kebutuhan 100 per Hari

Pasukan Israel menggempur Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Hingga berita ini diturunkan, gelombang serangan udara Israel ke Gaza telah menewaskan 4.137 orang dan menimbulkan lebih dari 14.000 korban luka.

Otoritas kesehatan di Gaza menekankan bahwa 70 persen korban tewas serangan Israel adalah anak-anak, perempuan, dan lansia. Jumlah korban diperkirakan menyusul masih berlangsungnya gelombang serangan udara Israel.

Berbagai pihak telah menyerukan gencatan senjata segera diberlakukan di Gaza. Pada Sabtu (21/10), bantuan terbatas mulai dikirimkan ke enklave tersebut dengan jumlah 20 truk.

Di lain sisi, Mesir menggelar Konferensi Perdamaian Kairo yang membahas situasi Gaza. Konferensi ini menghasilkan pernyataan keras dari berbagai pemimpin dunia terhadap Israel. Namun, pengamat mengaku ragu apakah konferensi tersebut dapat menimbulkan dampak praktis penghentian gempuran Israel di Gaza.

"Saya kira, tanpa Israel di meja, tidak akan ada pengaruh politik yang cukup untuk menghentikan Israel mengebom Gaza," kata asisten profesor studi Timur Tengah di Universitas Hamad bin Khalifa Qatar, Marc Owen Jones. 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU