> >

Israel Lakukan Pengeboman Besar-besaran di Gaza Selatan Tempat Pengungsi Palestina dari Utara Kumpul

Kompas dunia | 17 Oktober 2023, 15:34 WIB
Gedung di Khan Younis, Gaza, yang hancur dibom Israel, Senin (16/10/2023). Warga Palestina di Gaza melaporkan pengeboman besar-besaran di Khan Younis dan Rafah di Selatan, lokasi Israel memerintahkan warga Gaza mencari perlindungan. (Sumber: AP Photo)

KHAN YOUNIS, KOMPAS.TV - Warga Palestina di Gaza melaporkan pengeboman besar-besaran di Khan Younis dan Rafah di Selatan, lokasi Israel memerintahkan warga Gaza mencari perlindungan, Selasa pagi (17/10/2023). Detail mengenai jumlah korban warga sipil Palestina belum tersedia.

Bom-bom Israel menghantam daerah sebelah barat dan tenggara Khan Younis serta sebelah barat Rafah, seperti dilaporkan oleh sumber lokal sebagaimana diberitakan Associated Press.

Ribuan orang yang mencoba melarikan diri dari Gaza, berkumpul di Rafah, satu-satunya perlintasan batas wilayah tersebut menuju Mesir. Sementara, mediator internasional berusaha mencapai kesepakatan untuk memungkinkan bantuan masuk dan warga yang memegang paspor asing, keluar.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) berharap dapat membantu mengatasi kebuntuan upaya memberikan bantuan kepada warga Gaza yang semakin putus asa. Presiden Joe Biden bahkan dilaporkan akan pergi ke Israel dan Yordania pada Rabu (18/10) esok.

Para pekerja bantuan kemanusiaan memperingatkan, kehidupan di Gaza hampir mendekati keruntuhan total karena pengepungan Israel. Ratusan ribu orang mencari perlindungan, pasokan air semakin berkurang, dan listrik yang mulai habis di rumah sakit.

Di perbatasan Rafah, satu-satunya koneksi Gaza dengan Mesir, truk bantuan menunggu masuk Gaza yang padat penduduk. Sementara, warga sipil yang terjebak, banyak di antara mereka adalah warga Palestina dengan kewarganegaraan ganda, sangat berharap untuk bisa keluar dari Gaza.

Para mediator sedang berusaha mencapai gencatan senjata untuk membuka perbatasan agar bantuan bisa masuk Gaza, yang ditutup pekan lalu setelah serangan udara Israel. Namun, pada Selasa pagi, masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas penutupan perbatasan tersebut.

Baca Juga: Pentagon Keluarkan Perintah Siap Operasi 2.000 Tentara, Iran Ancam Tindakan Pre-Emptive di Israel

Warga Palestina berduka atas jenazah warga yang tewas dalam pengeboman Israel di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 16 Oktober 2023. Warga Palestina di Gaza melaporkan pengeboman besar-besaran di Khan Younis dan Rafah di Selatan, lokasi srael memerintahkan warga Gaza mencari perlindungan. (Sumber: AP Photo)

Jenderal Erik Kurilla, Kepala Komando Sentral AS tiba di Tel Aviv untuk bertemu dengan militer Israel menjelang kunjungan Joe Biden untuk menunjukkan dukungan Gedung Putih terhadap Israel. Biden juga akan pergi ke Yordania untuk bertemu para pemimpin Arab karena meningkatnya kekhawatiran bahwa pertempuran ini dapat meluas menjadi konflik regional yang lebih besar.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang kembali ke Israel setelah tur enam negara melalui negara-negara Arab, mengatakan di Tel Aviv bahwa AS dan Israel sepakat mengembangkan rencana untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai warga sipil di Gaza.

Rincian lebih lanjut belum tersedia, tetapi rencana ini akan mencakup "kemungkinan untuk menciptakan area yang membantu melindungi warga sipil dari bahaya".

Israel terus melakukan serangan udara yang intensif di Gaza di tengah ancaman invasi darat dari Tel Aviv yang semakin nyata. Sementara, milisi Hamas terus melancarkan serangan roket, dan ketegangan meningkat di perbatasan Israel-Lebanon.

Sampai saat ini, lebih dari 2.778 orang telah tewas dan 9.700 lainnya terluka di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan setempat. Lebih dari 1.400 warga Israel telah tewas, dan sebagian besar merupakan warga sipil yang tewas dalam serangan Hamas pada Sabtu (7/10) pekan lalu.

Gabungan serangan udara, pasokan yang semakin menipis, dan perintah evakuasi besar-besaran Israel di utara Jalur Gaza telah membuat 2,3 juta penduduk wilayah kecil itu menjadi ketakutan dan semakin putus asa.

Menurut PBB, lebih dari 1 juta warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka, dan 60% dari mereka sekarang berada dalam area sekitar 14 kilometer di selatan zona evakuasi.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU