> >

Bocah Palestina di AS Ternyata Ditusuk Puluhan Kali Hingga Tewas Akibat Hate Crime, Joe Biden Murka

Kompas dunia | 17 Oktober 2023, 10:08 WIB
Wadea Al-Fayoume, yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 6, wafat hari Sabtu, (14/10/2023) setelah ditusuk puluhan kali di Chicago, Amerika Serikat, dalam serangan brutal yang menuai kecaman dari pejabat terpilih setempat hingga Gedung Putih. (Sumber: AP Photo)

Ibu anak tersebut mengatakan kepada penyidik bahwa dia menyewa dua ruangan di lantai pertama rumah Plainfield sementara Czuba dan istrinya tinggal di lantai atas, kata Asisten Jaksa Negara Michael Fitzgerald dalam berkas pengadilan.

"Sebelum menyerang, dia marah padanya karena apa yang terjadi di Yerusalem," kata Fitzgerald. "Dia menjawab kepadanya, 'Mari kita berdoa untuk perdamaian.' ... Czuba kemudian menyerangnya dengan sebilah pisau."

Ibu anak tersebut melawan serangan tersebut dan masuk ke kamar mandi di mana dia tinggal sampai polisi tiba. Sementara itu, Wadea berada di kamarnya sendiri, kata Fitzgerald.

Ibu anak tersebut diidentifikasi oleh anggota keluarga sebagai Hanaan Shahin, 32 tahun, meskipun otoritas menggunakan ejaan yang berbeda untuk namanya serta nama putranya.

Baca Juga: Bocah 6 Tahun Keturunan Palestina Ditusuk Hingga Tewas di AS, Motif Terkait Perang di Gaza

Czuba, seorang penduduk Plainfield, menjawab, "Ya pak," saat ditanya apakah dia memahami tuduhan tersebut dan kemudian dikembalikan ke penjara di Joliet, sekitar 80,4 kilometer barat daya Chicago. (Sumber: AP Photo)

Pada hari serangan, polisi menemukan Czuba dengan luka di dahinya, duduk di tanah di luar rumah.

Istri Czuba, Mary, mengatakan kepada polisi bahwa suaminya takut mereka akan diserang oleh orang-orang keturunan Timur Tengah dan telah menarik $1.000 dari bank "jika jaringan listrik Amerika Serikat tumbang," kata Fitzgerald dalam dokumen pengadilan tersebut.

Di Bridgeview, ayah anak tersebut sempat berbicara kepada para wartawan dalam bahasa Arab, mengatakan dia mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada anaknya dan ibu anak tersebut. Dia berharap ini akan menjadi "peluru untuk menyelesaikan masalah" di tanah airnya.

"Saya di sini sebagai ayah dari anak tersebut, bukan sebagai seorang politikus atau ulama agama. Saya di sini sebagai ayah dari seorang anak yang hak-haknya dilanggar," katanya.

Anggota masyarakat bersama-sama shalat jenazah di luar masjid. "Tidak ada Tuhan selain Allah," "Pahlawan adalah yang dicintai oleh Allah," dan "Allah Maha Besar," lantang terdengar saat prosesi jenasah masuk ke masjid untuk dishalatkan.

Dalam beberapa hari terakhir, kelompok-kelompok Yahudi dan Muslim melaporkan peningkatan retorika kebencian menyusul perang tersebut. Beberapa kota telah meningkatkan patroli polisi.

Departemen Kehakiman mengatakan telah membuka penyelidikan kejahatan kebencian terhadap serangan ini, "Tindakan kebencian mengerikan ini tidak memiliki tempat di Amerika, dan melanggar nilai-nilai dasar kita: kebebasan dari rasa takut akan cara kita beribadah, apa yang kita percayai, dan siapa kita," kata Presiden Joe Biden.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU