8 Pesawat Pembawa Bantuan Kemanusiaan Telah Tiba di Mesir, tapi Tidak Bisa Masuk di Wilayah Konflik
Kompas dunia | 17 Oktober 2023, 08:32 WIBKOMPAS.TV – Setidaknya delapan pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik Israel-Hamas telah tiba di Bandar Udara (Bandara) El Arish Sinai, Mesir dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah pesawat tersebut membawa bantuan dari Turki, Uni Emirat Arab, Yordania dan Tunisia.
Selain bantuan yang dikirimkan melalui pesawat, pihak Bulan Sabit Merah Mesir menyebut lebih dari 100 truk juga telah berkonvoi membawa bantuan.
Meski sejumlah bantuan telah tiba di Mesir, tetapi pihak Israel belum mengizinkan bantuan masuk ke daerah kantong Palestina yang terkepung.
Harapan mengenai kemungkinan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui perbatasan Rafah di Mesir pupus setelah Kairo melaporkan bahwa pembicaraan dengan pihak Israel tidak membuahkan hasil.
Mengutip Aljazeera, sejumlah badan PBB juga telah menempatkan bantuan makanan dan obat-obatan di titik perbatasan, satu-satunya jalan masuk dan keluar Jalur Gaza yang tidak sepenuhnya dikendalikan oleh Israel.
Baca Juga: Rombongan Warga Palestina Ramai-Ramai Mengungsi Seiring Ancaman Serangan Darat Israel
Pada Minggu (15/10/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan 78 meter kubik pasokan medis penting yang cukup untuk 300 ribu orang melalui bandara El Arish.
Dua pesawat yang membawa pasokan dari Program Pangan Dunia (WFP) mendarat pada hari Minggu dan Senin dari Dubai, berisi 20 ton biskuit berenergi tinggi.
Diperkirakan akan lebih banyak bantuan yang bakal mencapai daerah perbatasan dari Dana Anak-anak PBB (UNICEF) pada hari Senin dan Rabu.
Bantuan terebut termasuk air kemasan, alat pemurni air, tablet, selimut, peralatan kebersihan, dan perlengkapan medis dan kesehatan lainnya.
“Tidak jelas kapan perbatasan akan dibuka. Bantuan menumpuk di perbatasan sementara orang-orang yang berada beberapa kilometer jauhnya sangat membutuhkan dan kelaparan,” kata juru bicara WFP, Abeer Etefa kepada Al Jazeera.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Aljazeera