> >

Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Perbatasan Gaza-Mesir, Nyawa Warga Palestina Terancam

Kompas dunia | 17 Oktober 2023, 09:00 WIB
Warga Palestina yang terluka tiba di rumah sakit al-Shifa, menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah, Senin, 16 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Abed Khaled)

RAFAH, KOMPAS.TV — Truk-truk berisi bantuan kemanusiaan terhenti di perbatasan Mesir dengan Gaza di Rafah.

Penduduk dan kelompok kemanusiaan pun memohon agar mereka dapat memperoleh air, makanan, dan bahan bakar untuk generator yang mati, pada Senin (16/10/2023).

Saat ini wilayah Palestina yang ditutup oleh Israel nyaris lumpuh total.

Rumah sakit berada di ambang pemadaman listrik, yang mengancam nyawa ribuan pasien.

Selain itu ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi dari rumah mereka kesulitan mencari roti. 

Sementara itu, Israel masih terus melancarkan serangan udara di Gaza ketika invasi darat semakin dekat.

Di sisi sebaliknya, militan Hamas terus melancarkan serangan roket, dan ketegangan pun semakin meningkat di dekat perbatasan Israel-Lebanon.

Lebih dari seminggu setelah Israel memutus pasokan berbagai bantuan ke Gaza, kini semua mata tertuju pada perbatasan Rafah, satu-satunya penghubung Gaza ke Mesir.

Mediator berusaha mencapai gencatan senjata yang memungkinkan bantuan masuk dan mengeluarkan orang asing yang terjebak.

Baca Juga: Rombongan Warga Palestina Ramai-Ramai Mengungsi Seiring Ancaman Serangan Darat Israel

Serangan udara Israel memaksa jalur penyeberangan tersebut ditutup pekan lalu, dan media lokal melaporkan bahwa Israel kembali menyerang jalur penyeberangan tersebut pada hari Senin.

Israel mengevakuasi kota-kota di dekat perbatasan utaranya dengan Lebanon, tempat militer berulang kali terlibat baku tembak dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bertemu dengan menteri pertahanan Israel.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat Joe Biden mempertimbangkan apakah akan mengunjungi Israel setelah mendapat undangan dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Berbicara kepada Knesset Israel, Netanyahu memperingatkan Iran dan Hizbullah, “Jangan uji kami di utara. Jangan membuat kesalahan di masa lalu. Saat ini, harga yang harus Anda bayar akan jauh lebih berat,” ujarnya sambil mengacu pada perang Israel dengan Hizbullah pada tahun 2006, yang terjadi di Lebanon.

Setelah dia berbicara, anggota Knesset dievakuasi ketika ada peringatan roket menuju ke Yerusalem.

Sirene di Tel Aviv berbunyi dan memaksa para pejabat AS dan Israel untuk berlindung di bunker.

Perang yang terjadi saat ini menjadi yang paling mematikan di antara lima perang di Gaza bagi kedua belah pihak.

Setidaknya 2.778 orang tewas dan 9.700 orang terluka di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan.

Dari sisi Israel, lebih dari 1.400 warga telah terbunuh dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Pihak militer Israel mengatakan, pada hari Senin, setidaknya 199 orang tengah disandera di Gaza.

Sedangkan pihak Hamas mengatakan, mereka tengah menyandera 200 hingga 250 orang, termasuk orang asing yang menurut mereka akan dibebaskan jika memungkinkan.

Sementara itu, sayap militer Hamas merilis video penyanderaan yang menunjukkan seorang wanita kebingungan yang mengidentifikasi dirinya sebagai Mia Schem, 21. Lengannya terlihat dibalut perban.

Dalam pernyataannya, Schem sedikit terguncang saat suara ledakan bergema di belakangnya.

Dia mengatakan diambil dari Sderot, sebuah kota kecil Israel dekat perbatasan Gaza tempat dia menghadiri pesta.

Hamas mengatakan dia telah menjalani operasi selama tiga jam.

Baca Juga: Presiden Mahmoud Abbas Ungkap Hamas Tak Mewakili Rakyat Palestina

Militer Israel mengatakan, keluarga Schem telah diberitahu tentang penculikannya minggu lalu, dan para pejabat menganggap video itu sebagai propaganda.

“Hamas berusaha menampilkan dirinya sebagai organisasi yang manusiawi, padahal mereka adalah organisasi teroris pembunuh yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan penculikan bayi, wanita, anak-anak dan orang tua,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Associated Press.

Penderitaan para sandera mendominasi berita utama di Israel sejak serangan itu.

Wawancara dengan kerabat para sandera hampir selalu diputar di media Israel.

Para pejabat Israel berjanji untuk mempertahankan pengepungan Gaza sampai para sandera dibebaskan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU