> >

Jurnalis Middle East Eye di Gaza Hilang Kontak, Ini Pesan Terakhirnya

Kompas dunia | 14 Oktober 2023, 21:45 WIB
Seorang pria dan dua anak Palestina terduduk di luar rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsian Rafah, Jalur Gaza, Kamis (12/10/2023). (Sumber: Hatem Ali/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Media Middle East Eye mengaku kehilangan kontak dengan dua jurnalis yang berada di Gaza, Maha Hussaini dan Muhammad Al-Hajjar di tengah perintah evakuasi militer Israel, Jumat (13/10/2023). Militer Israel memerintahkan sekitar 1,1 juta penduduk di utara Gaza mengungsi ke selatan hanya dalam waktu 24 jam.

Sebelum kontak terputus, Maha Hussaini sempat mengirimkan rekaman yang disebutnya bisa menjadi "video terakhir". Pada Kamis (12/10) malam waktu setempat, ia mengaku telah hilang kontak dengan sembilan jurnalis lain sejak serangan udara Israel mulai diluncurkan.

Baca Juga: Ikuti Perintah Israel untuk Mengungsi tetapi Dibom, Warga Gaza: Mereka Orang Sakit

Middle East Eye menyebut kontak terakhir dengan Maha Husaini terjadi pada Jumat (13/10) pukul 03.40 GMT atau 10.40 WIB. Husaini sebelumnya mengaku ponselnya hampir kehabisan baterai karena Israel memutus aliran air dan kebutuhan pokok ke Gaza sehingga pembangkit listrik tidak berfungsi.

"Semuanya dan semua orang bisa menjadi target di Gaza. Layanan internet terganggu setelah Israel mengincar dan mengebom dua perusahaan telekomunikasi utama di Jalur Gaza," kata Husaini dalam video yang dipublikasikan Middle East Eye.

Jurnalis Middle East Eye, Maha Hussaini merekam pesan terakhirnya sebelum hilang kontak di Jalur Gaza, Jumat (13/10/2023). (Sumber: Twitter Middle East Eye)

"Israel telah memutus (saluran) bahan bakar, listrik, makanan, dan air ke Jalur Gaza yang diblokade, membiarkan lebih dari dua juta penduduk tanpa pasokan pangan atau listrik, dalam kegelapan total, dan juga terputus sepenuhnya dari dunia."

"Jadi, sembari memusnahkan keluarga-keluarga (Palestina), dan seluruhnya menghancurkan gedung-gedung permukiman, Israel memastikan para korban tidak punya akses internet dan juga terputus sepenuhnya dari dunia."

Menurut data Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), 11 jurnalis telah tewas sejak dimulainya perang Israel vs Hamas. Terkini, pada Jumat (13/10), seorang jurnalis Reuters tewas terkena serangan Israel saat meliput di selatan Lebanon.

CPJ mengatakan wartawan di Gaza menghadapi risiko yang sangat besar saat meliput konflik, mengingat terus gencarnya serangan udara Israel.

“CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata koordinator program CPJ di Afrika Utara, Sherif Mansour.

“Wartawan melakukan pengorbanan besar di seluruh wilayah untuk meliput konflik penting ini. Langkah-langkah untuk memastikan keselamatan mereka harus diambil oleh semua pihak untuk menghentikan jumlah korban jiwa mematikan dan besar ini,” ujarnya.

Baca Juga: Sudah 11 Wartawan Tewas karena Serangan Israel ke Gaza dan Lebanon, Terbaru Jurnalis Reuters

 

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU