AS Sebut Pasukan Khusus Mereka Sudah di Lapangan Bekerja Sama dengan Israel
Kompas dunia | 11 Oktober 2023, 07:40 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin, mengatakan kelompok pasukan operasi khusus AS kini bekerja sama dengan Israel untuk membantu perencanaan dan intelijen dalam operasi mereka melawan Hamas.
"Kami juga memiliki kemampuan untuk dengan cepat menggelar sumber daya lain ke wilayah tersebut," kata Austin seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Rabu (11/10/2023).
Austin mengungkapkan informasi ini kepada para wartawan yang ikut bersamanya menuju pertemuan kelompok kontak Ukraina di Brussels, Belgia.
Kelompok kapal induk Gerald Ford tiba di Laut Mediterania Timur dekat Israel, mampu memberikan dukungan udara atau pilihan serangan jarak jauh bagi Israel jika diminta.
Kapal induk USS Gerald Ford juga bersiap untuk meningkatkan kehadiran militer AS untuk mencegah perang empat hari melawan Hamas agar tidak meluas menjadi konflik regional yang lebih berbahaya, kata seorang pejabat AS kepada Associated Press.
Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim untuk membahas kedatangan tersebut sebelum pengumuman resmi.
Baca Juga: Putin: Perang Israel-Hamas Tunjukkan Kegagalan AS di Timur Tengah, Rusia Siap Fasilitasi Perdamaian
Pentagon mengatakan bahwa pesawat tempur, kapal perusak, dan kapal penjelajah AS yang berlayar bersama Ford akan melakukan operasi maritim dan udara yang dapat mencakup pengumpulan intelijen dan interdiksi hingga serangan jarak jauh.
Bersama dengan Ford, AS mengirim kapal penjelajah USS Normandy dan kapal perusak USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt.
Selain itu kapal induk Gerald Ford diperkuat skuadron pesawat tempur Angkatan Udara regional F-35, F-15, F-16, dan A-10 di wilayah tersebut.
Perang Israel-Palestina terbaru bergema di seluruh dunia pada Selasa (10/11) kemarin, saat pemerintah asing berusaha untuk menentukan berapa banyak warganegara mereka yang tewas, hilang, atau memerlukan bantuan medis atau penerbangan pulang.
Banyak negara juga menawarkan untuk berperan dalam mediasi untuk mengakhiri pertempuran, yang telah membunuh setidaknya 1.800 orang.
Diperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah karena Israel terus melakukan serangan udara ke Jalur Gaza dan mengirim warga Palestina ke tempat perlindungan PBB.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times