PM Israel Benjamin Netanyahu Ungkap akan Lakukan Serangan Balasan, Warga Gaza Diminta Melarikan Diri
Kompas dunia | 8 Oktober 2023, 11:15 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netantyahu meminta warga Gaza untuk melarikan diri.
Hal itu dilakukannya karena pasukan pertahanan Israel (IDF) akan segera melancarkan serangan balasan.
Kelompok militan Palestina Hamas telah melakukan serangan ke area Israel di Gaza, Sabtu (7/10/2023).
Setelah menghujani Israel dengan ribuan rudal, Hamas memasuki wilayah Israel dan menewaskan sekitar 250 warga Israel.
Baca Juga: Indonesia Prihatin atas Konflik Palestina-Israel: Akar Konflik Pendudukan Wilayah Harus Diselesaikan
Israel sendiri dilaporkan telah melakukan serangan balik melalui serangan udara ke Gaza.
Mereka dilaporkan bakal melakukan serangan darat ke Gaza, sebagai pembalasan.
“Saya katakan ke warga Gaza, segera pergi dari sana karena kami akan beraksi di mana pun dengan seluruh kekuatan,” ujar Netanyahu dikutip dari The Jerusalem Post.
“Hamas telah memulai perang yang jahat dan kejam, tetapi kami akan memenangkan perang ini,” kata Netanyahu.
Sosok yang memimpin faksi pemerintahan paling kanan di Israel saat ini tersebut mengatakan harga dari kemenangan Israel sangat berat untuk ditanggung.
“Apa yang terjadi hari ini tak pernah terlihat di Israel, dan saya akan memastikan hal tersebut tak akan terjadi lagi,” ujarnya.
“Seluruh pemerintahan berdiri di belakang keputusan ini,” sambung Netanyahu.
Hamas sendiri mengungkapkan alasan mengapa pihaknya melakukan serangan kejutan ke Israel.
Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi menyebut operasi militer ini merespons berbagai kekejaman yang dialami masyarakat Palestina selama puluhan tahun.
Baca Juga: Bagaimana Nasib WNI saat Pecah Perang Palestina-Israel? Ini Kata KBRI Amman
"Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman-kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, terhadap tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua ini adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini," kata Khaled Qadomi kepada Al Jazeera.
Qadomi pun mengatakan tentara dan warga Israel yang tertangkap akan dijadikan tawanan perang.
Ia mengatakan, pemukim Israel di daerah pendudukan adalah penjajah jika berpatokan dengan hukum internasional.
“Mereka bukan sandera, meraka adalah tawanan perang. Jadi, situasinya hari ini adalah perang melawan penjajah,” ujar Qadomi.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Jerusalem Post