> >

AS Ketar-ketir Sengketa Kanada-India soal Pembunuhan Aktivis Sikh Bahayakan Strategi Melawan China

Kompas dunia | 8 Oktober 2023, 01:05 WIB
Hardeep Singh Nijjar (tengah), yang tewas ditembak di Kanada, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau (kiri), dan PM India Narendra Modi (kanan). Pemerintahan Joe Biden di Amerika Serikat (AS) ketar-ketir dan dengan cemas memantau sengketa antara Kanada dan India, dengan beberapa pejabat AS yang khawatir hal ini bisa mengganggu strategi AS di Indo-Pasifik untuk menghadapi pengaruh China di wilayah tersebut dan di tempat lain. (Sumber: AP Photo)

Tak lama setelah Trudeau mengumumkan tuduhannya bulan lalu dan mengusir seorang diplomat India senior, pejabat-pejabat AS mulai cemas atas kemungkinan bahwa Kanada mungkin memutuskan untuk melakukan tindakan diplomatik massal sebagaimana yang dilakukan oleh Inggris tahun 2018 dan meminta sekutu-sekutunya untuk melakukan hal yang sama.

Jika diminta oleh Kanada untuk mengusir sejumlah besar diplomat India, pejabat-pejabat ini mengatakan AS akan memiliki sedikit pilihan selain untuk mematuhi permintaan tersebut.

Baca Juga: India Balas Trudeau, Sebut Kanada Beri Ruang Operasi untuk Teroris dan Ekstremis

PM Kanada Justin Trudeau melewati PM India Narendra Modi dan Presiden Indonesia Joko Widodo saat acara KTT G20 di New Delhi, Minggu, (10/9/2023). Pemerintahan Joe Biden di Amerika Serikat ketar-ketir dan dengan cemas memantau sengketa antara Kanada dan India, dengan beberapa pejabat AS yang khawatir hal ini bisa mengganggu strategi AS di Indo-Pasifik untuk menghadapi pengaruh China di wilayah tersebut dan di tempat lain. (Sumber: AP Photo)

Hal tersebut, pada gilirannya, bisa mengarah pada perpecahan dalam hubungan AS-India dan kemungkinan bahwa India mungkin membatasi kerjasamanya dengan Quad atau bahkan keluar dari kelompok tersebut.

Saat ini, ada rasa lega bahwa situasinya belum mencapai titik tersebut, namun masih bisa berubah.

"Saya tidak mengatakan kita sudah berada di zona bahaya," kata Danny Russel, mantan diplomat senior dalam pemerintahan Presiden Barack Obama, yang kini menjabat sebagai wakil presiden untuk keamanan internasional dan diplomasi di Asia Society Policy Institute di New York. "Namun, ini adalah situasi yang pasti akan saya pantau."

Tuduhan keterlibatan India dalam pembunuhan itu didukung oleh intelijen dari kelompok "Five Eyes" yang terdiri dari Australia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan AS.

Bahkan sebelum Kanada membuat tuduhan tersebut menjadi publik, Trudeau mengalami pertemuan yang tegang dengan Modi selama pertemuan G20 bulan lalu di New Delhi, dan beberapa hari kemudian, Kanada membatalkan misi perdagangan ke India yang direncanakan berlangsung musim gugur tahun ini.

Pekan ini, India memerintahkan Kanada untuk mengeluarkan 41 dari 62 diplomatnya di negara tersebut. Aksi ini kian meningkatkan konfrontasi tersebut. Trudeau dan pejabat-pejabat Kanada lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Melanie Joly, telah memberikan petunjuk bahwa Kanada tidak akan mengambil tindakan yang sama.

Trudeau telah mencoba untuk meredakan pertikaian diplomatik tersebut, mengatakan bahwa Kanada "tidak mencari provokasi atau eskalasi", tetapi sejumlah pejabat mengatakan bahwa kekhawatiran di Washington masih ada.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU