Serba-Serbi Penghargaan dan Hadiah Nobel serta Sengkarut Persaingan Politik Dunia
Kompas dunia | 1 Oktober 2023, 08:30 WIBSTOCKHOLM, KOMPAS.TV - Musim gugur telah tiba di Skandinavia, yang berarti musim penghargaan Nobel sudah tiba. Awal Oktober adalah saat komite Nobel berkumpul di Stockholm dan Oslo untuk mengumumkan para pemenang penghargaan tahunan mereka.
Seperti biasa, yang pertama adalah Nobel Kedokteran atau Fisiologi, yang akan diumumkan hari Senin, (2/10/2023) oleh panel juri di Institut Karolinska di Stockholm, ibu kota Swedia. Penghargaan-penghargaan dalam bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, dan ekonomi akan mengikuti, dengan satu pengumuman setiap hari kerja hingga 9 Oktober.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang Penghargaan Nobel, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Sabtu (30/9/2023).
Baca Juga: Diprotes Keras, Yayasan Nobel Cabut Undangan untuk Rusia, Belarus dan Iran
Sebuah Gagasan yang Jauh Lebih Kuat dari Ledakan Dinamit
Penghargaan Nobel dimotori oleh Alfred Nobel, seorang pengusaha dan ahli kimia asal Swedia abad ke-19.
Alfred Nobel lebih dari 300 paten, tetapi klaim kepopulerannya sebelum ada Penghargaan Nobel adalah karena dia menciptakan dinamit dengan mencampur nitrogliserin dan senyawa yang membuat bahan peledak ini lebih stabil.
Dinamit segera populer dalam konstruksi dan pertambangan serta dalam industri senjata. Ini membuat Nobel menjadi orang yang sangat kaya.
Mungkin juga membuatnya memikirkan warisannya, karena menjelang akhir hidupnya, dia memutuskan menggunakan kekayaannya yang besar untuk mendanai penghargaan tahunan "bagi mereka yang, selama tahun sebelumnya, telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia."
Penghargaan Nobel pertama kali diberikan pada tahun 1901, lima tahun setelah kematiannya. Pada tahun 1968, sebuah penghargaan keenam dibuat, yaitu untuk ekonomi, oleh bank sentral Swedia. Meskipun para garis keras Nobel menekankan penghargaan ekonomi ini sebenarnya bukan Penghargaan Nobel, tetapi selalu diberikan bersama dengan yang lain.
Perdamaian di Norwegia
Dengan alasan yang tidak sepenuhnya jelas, Nobel memutuskan hadiah perdamaian harus diberikan di Norwegia dan hadiah lainnya di Swedia. Sejarawan Nobel menduga sejarah militerisme Swedia mungkin telah menjadi faktor.
Selama hidup Nobel, Swedia dan Norwegia berada dalam persatuan, yang Norwegia ikuti dengan enggan setelah Swedia menyerbu Norwegia tahun 1814. Mungkin saja Nobel berpikir Norwegia akan menjadi lokasi yang lebih cocok untuk penghargaan yang dimaksudkan untuk mendorong "persekutuan di antara bangsa-bangsa."
Hingga hari ini, Penghargaan Perdamaian Nobel adalah urusan sepenuhnya Norwegia, dengan para pemenang yang dipilih dan diumumkan oleh sebuah komite Norwegia.
Penghargaan Nobel perdamaian bahkan punya upacara tersendiri di ibu kota Norwegia, Oslo, pada 10 Desember, yaitu hari peringatan kematian Nobel, sementara penghargaan lainnya diserahkan di Stockholm.
Baca Juga: Dianggap Berjasa Mendamaikan Rusia-Ukraina, Erdogan Diajukan sebagai Penerima Nobel Perdamaian
Apa Kaitan Penghargaan dan Hadiah Nobel dengan Sengkarut Politik Dunia?
Penghargaan Nobel mencerminkan aura di atas pergolakan politik, fokus hanya pada manfaat bagi kemanusiaan.
Namun, penghargaan perdamaian dan sastra, khususnya, terkadang dituduh terpolitisasi. Para pengkritik mempertanyakan apakah pemenang dipilih karena karya mereka benar-benar luar biasa atau karena sejalan dengan preferensi politik para juri.
Sorotan ini dapat menjadi sangat intens untuk penghargaan yang sangat terkenal, seperti pada tahun 2009, ketika Presiden Barack Obama memenangkan penghargaan perdamaian kurang dari setahun setelah menjabat.
Komite Nobel Perdamaian Norwegia adalah badan independen yang bersikeras satu-satunya misi mereka adalah untuk melaksanakan keinginan Alfred Nobel.
Namun, komite ini punya kaitan dengan sistem politik Norwegia. Lima anggotanya diangkat oleh Parlemen Norwegia, sehingga komposisi panel ini mencerminkan keseimbangan kekuasaan di legislatif.
Untuk menghindari persepsi bahwa penghargaan ini dipengaruhi oleh pemimpin dan arus politik Norwegia, anggota pemerintahan atau Parlemen Norwegia yang sedang menjabat dilarang menjadi anggota komite.
Meskipun begitu, panel ini tidak selalu dianggap independen oleh negara-negara asing. Ketika tahanan pembangkang China, Liu Xiaobo, memenangkan penghargaan perdamaian pada tahun 2010, Beijing merespons dengan membekukan pembicaraan perdagangan dengan Norwegia. Dibutuhkan bertahun-tahun untuk memulihkan hubungan Norwegia-China.
Baca Juga: Menjelang Acara Hadiah Nobel, ini 5 Hal Menarik dan Penting tentang Penghargaan Tersebut
Hadiah Uang dan Kejayaan
Salah satu alasan penghargaan ini sangat terkenal adalah karena hadiahnya sangat besar. Yayasan Nobel, yang mengelola penghargaan tersebut, meningkatkan uang hadiah sebesar 10% tahun ini menjadi 11 juta kronor (sekitar 1 juta dolar).
Selain uang, para pemenang juga menerima medali emas 18 karat dan diploma saat mereka mengambil Penghargaan Nobel mereka pada upacara penganugerahan pada bulan Desember.
Kebanyakan pemenang bangga dan merasa rendah hati karena bergabung dalam pantheon pemenang Nobel, dari Albert Einstein hingga Bunda Teresa.
Tetapi dua pemenang menolak menerima Penghargaan Nobel mereka: penulis Prancis Jean-Paul Sartre, yang menolak penghargaan sastra pada tahun 1964, dan politisi Vietnam Le Duc Tho, yang menolak penghargaan perdamaian yang seharusnya dia bagikan dengan diplomat Amerika Serikat Henry Kissinger pada tahun 1973.
Beberapa lainnya tidak dapat menerima penghargaan mereka karena sedang dipenjara, seperti aktivis pro-demokrasi Belarusia Ales Bialiatski, yang membagi penghargaan perdamaian tahun lalu dengan kelompok hak asasi manusia di Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Lelang Medali Nobel Jurnalis Rusia untuk Anak Ukraina Laku 103,5 Juta Dolar AS, Pecahkan Rekor
Ketidakberagaman yang Menyedihkan
Secara historis, sebagian besar pemenang Penghargaan Nobel adalah pria kulit putih. Meskipun hal ini mulai berubah, masih ada sedikit keberagaman di antara pemenang Nobel, terutama dalam kategori ilmu pengetahuan.
Hingga saat ini, 60 perempuan telah memenangkan Penghargaan Nobel, termasuk 25 dalam kategori ilmiah. Hanya empat perempuan yang memenangkan Penghargaan Nobel fisika dan hanya dua yang memenangkan penghargaan ekonomi.
Pada awal penciptaan Penghargaan Nobel, kekurangan keragaman pemenang bisa dijelaskan oleh kurangnya keragaman ilmuwan secara umum. Namun, saat ini para kritik mengatakan para juri harus lebih baik dalam menyoroti temuan yang dibuat oleh perempuan dan ilmuwan di luar Eropa dan Amerika Utara.
Komite penghargaan mengatakan keputusan mereka didasarkan pada prestasi ilmiah, bukan gender, kewarganegaraan, atau ras. Namun, mereka tidak tuli terhadap kritik.
Lima tahun yang lalu, kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengatakan mereka telah mulai meminta badan nominasi untuk memastikan mereka tidak mengabaikan "perempuan atau orang-orang dari etnis atau kewarganegaraan lain dalam nominasinya."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press