Rusia Peringatkan PM Armenia: Kesalahan Besar jika Main Mata dengan Barat
Kompas dunia | 26 September 2023, 02:15 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia memperingatkan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, Senin (25/9/2023), bahwa ia sepatutnya menyalahkan dirinya sendiri atas kemenangan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh karena ia bersikeras bermain-main dengan Barat daripada bekerja sama dengan Moskow dan Baku untuk perdamaian.
Pashinyan mengatakan dalam pidato nasionalnya pada Minggu (24/9) bahwa Rusia gagal membantu Armenia lebih banyak untuk mencegah krisis di wilayah yang memberontak tersebut. Ia menambahkan ia harus mengubah aliansi keamanan Armenia, seperti laporan Straits Times.
Kementerian Luar Negeri Rusia memberikan tanggapan keras terhadap Pashinyan.
"Kami yakin kepemimpinan Yerevan membuat kesalahan besar dengan sengaja mencoba menghancurkan ikatan Armenia yang multi-dimensi dan berusia berabad-abad dengan Rusia sambil menjadikan negaranya sendiri sandera permainan geopolitik Barat," demikian pernyataannya.
Azerbaijan merebut Karabakh dalam serangan kilat pekan lalu, mengakibatkan ribuan orang etnis Armenia melarikan diri ke Armenia. Baku berjanji untuk melindungi hak-hak sekitar 120.000 orang Armenia yang tinggal di Karabakh, tetapi banyak yang menolak menerima jaminan tersebut.
Karabakh secara internasional dianggap sebagai wilayah Azerbaijan.
Baca Juga: Mengapa 120.000 Orang akan Pindah dari Nagorno-Karabakh Azerbaijan ke Armenia? Ini Penjelasannya
Rusia, yang punya sekitar 2.000 pasukan penjaga perdamaian di wilayah tersebut, mengatakan Pashinyan mencoba melepaskan diri "dari tanggung jawab atas kegagalan dalam kebijakan domestik dan luar negeri dengan mengalihkan kesalahan kepada Moskow".
Ucapan Pashinyan tentang mengubah aliansi menunjukkan bahwa ia siap untuk beralih dari aliansi Armenia dengan Moskow ke arah Barat, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia mengatakan Pashinyan telah "menghindar dari upaya bekerja beriringan dengan Rusia dan Azerbaijan, dan malah berlari ke Barat" untuk menyelesaikan krisis Karabakh, dan pemerintah di Yerevan memicu histeria anti-Rusia di media Armenia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times