> >

Mengapa 120.000 Orang akan Pindah dari Nagorno-Karabakh Azerbaijan ke Armenia? Ini Penjelasannya

Kompas dunia | 25 September 2023, 07:40 WIB
120.000 warga etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh akan pindah ke Armenia karena mereka tidak ingin tinggal sebagai bagian dari Azerbaijan dan takut akan pembersihan etnis, kata kepemimpinan wilayah otonom ini. (Sumber: Russian Defence Ministry via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Sebanyak 120.000 warga etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh akan pindah ke Armenia karena mereka tidak ingin tinggal sebagai bagian dari Azerbaijan dan takut akan pembersihan etnis, kata kepemimpinan wilayah otonom ini. Apa yang sedang terjadi? inilah penjelasannya.

Mengapa Warga Etnis Armenia Pergi dari Nagorno-Karabakh, Azerbaijan?

Warga Armenia di Karabakh, wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi sebelumnya di luar kendali Baku (ibu kota Azerbaijan), terpaksa mengumumkan gencatan senjata pada 20 September setelah operasi militer kilat 24 jam oleh militer Azerbaijan yang jauh lebih besar, seperti dilaporkan oleh Straits Times pada hari Minggu (24/9/2023).

"Rakyat kami tidak ingin tinggal sebagai bagian dari Azerbaijan. 99,9 persen lebih memilih meninggalkan tanah bersejarah kita," kata David Babayan, penasihat Samvel Shahramanyan, presiden Republik Artsakh yang memproklamasikan sepihak negara mereka.

"Nasib orang-orang miskin kami akan menjadi catatan buruk dan aib bagi rakyat Armenia dan seluruh dunia beradab," kata Babayan.

Azerbaijan mengatakan akan menjamin hak mereka dan mengintegrasikan wilayah tersebut, tetapi orang-orang Armenia  khawatir akan represi dan pembersihan etnis. Azerbaijan membantah adanya niatan semacam itu.

Saat Uni Soviet runtuh, pecah Perang Karabakh Pertama (1988-1994) antara orang Armenia dan Azerbaijan. Sekitar 30.000 orang tewas dan lebih dari satu juta orang mengungsi.

Pemimpin Armenia di Karabakh mengatakan semua orang yang menjadi pengungsi akibat operasi militer Azerbaijan yang paling baru dan ingin pergi akan diantar ke Armenia oleh penjaga perdamaian Rusia.

Baca Juga: PM Armenia Khawatir Terjadi Pembersihan Etnis Usai Pasukan Azerbaijan Kuasai Nagorno-Karabakh

Belum jelas di mana 120.000 orang bisa tinggal di Armenia, yang punya populasi hanya 2,8 juta, inipun sudah menjelang musim dingin.(Sumber: AP Photo)

Kemana Mereka Akan Pergi?

Jika 120.000 orang melalui koridor Lachin ke Armenia, negara Kaukasus Selatan yang kecil itu,  bisa menghadapi krisis kemanusiaan. Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan hari Jumat, (23/9/2023) mengatakan telah dialokasikan ruang bagi setidaknya 40.000 orang.

"Jika kondisi yang tepat tidak diciptakan bagi orang-orang Armenia Nagorno-Karabakh untuk tinggal di rumah mereka dan tidak ada mekanisme perlindungan yang efektif terhadap pembersihan etnis, kemungkinan besar orang-orang Armenia Nagorno-Karabakh akan mengalami pengusiran dari tanah air mereka sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa dan identitas mereka," kata Pashinyan hari Minggu, (24/9/2023).

Belum jelas di mana 120.000 orang bisa tinggal di Armenia, yang punya populasi hanya 2,8 juta, inipun sudah menjelang musim dingin.

Komite Internasional Palang Merah mengatakan mereka mulai mendaftarkan orang-orang yang mencari anak-anak yang terpisah atau yang telah kehilangan kontak dengan keluarga mereka.

Apa yang Dikatakan Azerbaijan?

Bagi Azerbaijan, kepergian orang-orang Armenia dari Karabakh adalah kemenangan besar yang menandai akhir yang tampaknya dari bertahun-tahun perang dan perselisihan atas wilayah tersebut.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kekuasaan tangan besinya telah menghapus gagasan tentang Karabakh Armenia yang independen dan bahwa wilayah itu akan diubah menjadi "surga" sebagai bagian dari Azerbaijan.

Baca Juga: Usai Serbu Nagorno-Karabakh, Azerbaijan Kirim Bantuan ke 120.000 Penduduk yang Kurang Pangan

Pemindahan massal ini bisa mengubah keseimbangan kekuatan yang sensitif di kawasan Kaukasus Selatan, yang merupakan mozaik etnis yang dilintasi oleh pipa minyak dan gas, di mana Rusia, Amerika Serikat, Turki, dan Iran bersaing untuk pengaruh. (Sumber: Russia Defence Ministry via AP Photo)

Apa Artinya Bagi Kawasan yang Lebih Luas?

Pemindahan massal ini bisa mengubah keseimbangan kekuatan yang sensitif di kawasan Kaukasus Selatan, yang merupakan mozaik etnis yang dilintasi oleh pipa minyak dan gas, di mana Rusia, Amerika Serikat, Turki, dan Iran bersaing untuk pengaruh.

Pashinyan mengatakan krisis ini menunjukkan negaranya tidak dapat mengandalkan Rusia untuk mempertahankan kepentingannya, meskipun Moskow menyatakan Armenia punya sedikit teman selain Rusia.

Banyak orang Armenia menyalahkan Pashinyan, yang kalah dalam perang tahun 2020 melawan Azerbaijan atas Karabakh. Protes pekan ini di ibukota Yerevan menyerukan pengunduran dirinya.

 

Pashinyan mengatakan bahwa kekuatan yang tidak diketahui sedang mencoba menciptakan kudeta terhadapnya, dan telah menuduh media Rusia melakukan perang informasi terhadapnya.

Rusia punya pangkalan militer di Armenia dan menganggap dirinya sebagai penjamin keamanan utama di wilayah tersebut. Bulan ini, Armenia mengadakan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat, yang telah mengkritik operasi militer Azerbaijan. Turki, anggota NATO, mendukung Azerbaijan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Straits Times


TERBARU