> >

Pejabat Libya Tak Mau Disalahkan atas Belasan Ribu Korban Tewas akibat Banjir Besar

Kompas dunia | 16 September 2023, 13:34 WIB
Pemandangan Kota Derna, Libya, pada Selasa, 12 September 2023. Badai Daniel yang menerjang Libya menyebabkan bendungan jebol yang memicu banjir besar yang melanda sejumlah kota pesisir di Libya termasuk Derna yang terdampak paling parah. (Sumber: AP Photo/Jamal Alkomaty)

DERNA, KOMPAS.TV - Pejabat Libya menolak disalahkan atas tewasnya puluhan ribu orang karena banjir besar yang melanda Kota Derna di negara itu pada Senin (11/9/2023) lalu.

Juru bicara pemerintah Libya yang berbasis di Benghazi, Othman Abdul Jalil, membantah tuduhan banyaknya korban tewas tersebut karena masyarakat diminta untuk tinggal di rumah.

Ia mengatakan tentara sudah memperingatkan warga Kota Derna untuk mengungsi setelah dua bendungan di kota itu jebol.

Abdul Jalil membantah tuduhan bahwa pemerintah meminta masyarakat untuk tidak mengungsi.

Baca Juga: AS Pertanyakan Hilangnya Menhan China Li Shangfu, Munculkan Spekulasi Jadi Tahanan Rumah

Namun ia mengakui beberapa orang mungkin sempat meremehkan potensi bahaya yang mengintai.

Dilansir BBC, Sabtu (16/9/2023), Abdul Jalil juga membantah dugaan para pejabat di TV Libya memerintahkan orang-orang untuk tetap di rumah karena cuaca buruk pada Minggu (10/9/2023) atau sehari sebelum bencana.

Pada Kamis (14/9/2023), akademisi Libya sekaligus kepala Partai Taghyeer, Guma El-Gamaty, mengatakan seharusnya orang-orang di zona banjir, dievakuasi.

Tetapi menurutnya, pemerintah Libya malah meminta mereka untuk tetap tinggal di dalam rumah dan tidak ke luar.

Namun Wali Kota Derna mengaku kepada media berbahasa Arab, Al-Hadath, ia secara pribadi telah memerintahkan warga untuk mengungsi sekitar tiga atau empat hari sebelum bencana.

Baca Juga: Kesaksian Horor Warga Korban Banjir Libya: Jasad Perempuan dan Anak-Anak Terapung Melewati Kami

Menurut penuturan penyintas banjir, ketika cuaca memburuk, polisi dan militer memberi tahu warga agar meninggalkan rumah-rumah mereka untuk menuju dataran yang lebih tinggi. Tapi sepertinya banyak yang tidak menganggap serius ancaman bencana.

Saat ini, dilaporkan sudah lebih dari 11.000 orang tewas karena banjir besar. Wali Kota Derna memperingatkan korban tewas bisa mencapai 20.000 orang.

 

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU