> >

Putin Tegaskan Rusia Selalu Siap Berunding, Ingatkan Kiev Berhenti Membebek Negara Lain

Kompas dunia | 16 September 2023, 09:20 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin hari Jumat, (15/9/2023) menegaskan Moskow selalu ingin dan siap berunding dengan Ukraina, sambil mengingatkan Kiev untuk berhenti menari mengikuti irama lain atau membebek keinginan dan tindakan negara lain.(Sumber: AP Photo)

SOCHI, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin hari Jumat, (15/9/2023) menegaskan Moskow selalu ingin dan siap berunding dengan Ukraina, sambil mengingatkan Kiev untuk "berhenti menari mengikuti irama Lain" atau membebek keinginan dan tindakan negara lain.

Sebanyak 300.000 sukarelawan telah menandatangani kontrak dengan tentara Rusia sejak awal tahun ini, sehingga Rusia tidak perlu merekrut tentara bayaran asing, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat dalam pertemuan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

Berikut adalah pernyataan kunci Putin, seperti dilaporkan oleh agen berita negara TASS, Sabtu, (16/9/2023).

Tentang perundingan dengan Ukraina.

Putin menegaskan Moskow "tidak pernah menolak untuk berbicara" dengan Kiev. "Jadi, tolong, jika pihak lain bersedia, biarkan mereka menyatakannya secara terbuka," kata Putin seraya mengungkapkan, "Tapi dari pihak lain, kami tidak mendengar apa-apa."

Lebih jauh Putin beranalogi agar Ukraina berpikir dan bertindak secara mandiri dan merdeka, tidak membebek keinginan negara lain. "Tango adalah tarian yang bagus, tentu saja," kata Putin mengomentari kata-kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Rusia dan Ukraina akan akhirnya akan menarikan tarian tango mereka. "Tapi saya pikir penting bagi Ukraina untuk tidak lupa cara menari 'gopak' (tarian rakyat Ukraina tradisional - TASS). Itu yang penting. Kalau tidak, mereka akan selalu harus menari mengikuti irama orang lain."

Tentang sukarelawan militer

Putin mengatakan 300.000 orang Rusia sudah menandatangani kontrak pelayanan sukarela dengan tentara Rusia sampai saat ini. Orang-orang ini "siap mengorbankan nyawa mereka demi kepentingan tanah air, melindungi kepentingan Rusia." "Dan, yang terutama, mereka yang menandatangani kontrak ini, dipimpin oleh sentimen patriotik tertinggi. Ini saja sudah patut dihormati."

Tuduhan bahwa Rusia meminta sukarelawan dari Korea Utara untuk ikut operasi militer khusus adalah "kebohongan total." kata Putin, Rusia "tidak punya kebutuhan untuk mengandalkan orang dari luar dalam operasi militer [khusus]."

Baca Juga: Puji Pertemuan Kim Jong-Un-Putin, Tokoh Pro-Kremlin Semringah: Keberhasilan Diplomasi

Presiden Rusia Vladimir Putin hari Jumat, (15/9/2023) menegaskan Moskow selalu ingin dan siap berunding dengan Ukraina, sambil mengingatkan Kiev untuk berhenti menari mengikuti irama lain atau membebek keinginan dan tindakan negara lain. (Sumber: President.gov.ua)

Tentang amunisi klaster atau bom tandan

Putin mengungkapkan Ukraina menggunakan amunisi bom tandan secara luas, mengungkapkan Amerika Serikat adalah dalangnya. "Ada satu negara yang selalu merasa istimewa, Amerika Serikat," kata Putin. "Bahkan apa yang dianggapnya kejahatan, ia (AS) merasa punya kebebasan untuk melakukannya. Sebenarnya, AS menggunakan amunisi bom tandan menggunakan tangan orang Ukraina."

Tentang peran Amerika Serikat.

Putin mengatakan AS selalu berusaha menyelesaikan semua masalah dari posisi kekuatan, baik melalui penggunaan sanksi ekonomi, pembatasan keuangan, ancaman penggunaan kekuatan militer, atau memaksa penggunaan kekuatan."

Putin menyindir, "Mereka (AS) mencoba mengajari orang lain, sementara mereka sendiri tidak tahu apa-apa, dan mereka enggan belajar."

Tentang kerjasama dengan Korea Utara

"Korea Utara adalah tetangga kita. Bagaimanapun juga, kita harus menjalin hubungan tetangga yang baik. Ya, ada beberapa kekhususan terkait dengan Semenanjung Korea," kata Putin. 

Putin menegaskan Rusia tidak punya rencana melanggara sanksi yang sudah diterapkan melalui pintu PBB, mengatakan Moskow tidak pernah melanggar "apa pun, dan dalam hal ini kami tidak akan melanggar apa pun." "Tetapi, tentu saja, kami akan mencari peluang untuk mengembangkan hubungan Rusia-Korea Utara."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : TASS


TERBARU