Bangladesh Diamuk Wabah Dengue, 778 Tewas dan 150 Ribu Tertular
Kompas dunia | 15 September 2023, 20:00 WIBDHAKA, KOMPAS.TV - Bangladesh tengah dilanda wabah dengue yang menewaskan 778 orang dan menginfeksi 157.172 orang sepanjang 2023. Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi karena banyak kasus tidak dilaporkan.
Kalangan pakar menyebut kurangnya respons terkoordinasi membuat jumlah korban akibat demam berdarah dengue (DBD) di Bangladesh tinggi. Sebelumnya, sepanjang 2022, sebanyak 281 orang tercatat tewas karena DBD di Bangladesh.
Baca Juga: Waspada Demam Berdarah Dengue DBD di Musim Hujan, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Direktur Rumah Sakit Mugda Medical College di Dhaka, Mohammed Niatuzzaman menyebut kurangnya "kebijakan berkesinambungan" membuat wabah dengue mengamuk di negaranya. Ia menyebut tenaga medis di luar Dhaka memerlukan pelatihan yang lebih baik menghadapi DBD.
Niatuzzaman menyampaikan bahwa pemerintah mesti melakukan langkah mitigasi dengan menggandeng pemerintah daerah dan korporasi. Ilmuwan Bangladesh pun disebutnya mesti meneliti cara memitigasi wabah di kemudian hari.
Sebagian warga Dhaka mengaku tidak senang dengan cara pemerintah menangani wabah dengue. Banyak kalangan di Bangladesh yang disebut tidak tahu cara merawat pasien DBD.
"Rumah kami ada di area yang berisiko dengue. Ada sampah berjumlah besar di sini. Saya khawatir dan menggunakan kelambu. Meskipun demikian, putri saya masih terkena dengue," kata Zakir Hassain, warga kawasan Basabo, Dhaka.
"Apa yang terjadi pada mereka yang tidak siap? Jika korporasi di kota atau pemimpin setempat lebih peduli dan melakukan penyemprotan insektisida, kita mungkin bisa menghindari wabah dengue," lanjutnya sebagaimana dikutip Associated Press.
Wabah dengue umum terjadi di daerah tropis. Belakangan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa DBD dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan nyamuk seperti zika, chikungunya, dan demam kuning dapt menyebar lebih cepat dan lebih luas karena perubahan iklim.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press