Fenomena Cahaya Misterius saat Gempa Maroko, Berhubungan dengan Era Yunani Kuno
Kompas dunia | 14 September 2023, 14:12 WIBMARRAKESH, KOMPAS.TV - Fenomena cahaya misterius muncul saat gempa Maroko terjadi dan menimbulkan banyak pertanyaan.
Sebuah video memperlihatkan munculnya fenomena cahaya saat gempa Maroko berkekuatan magnitudo 6,8 terjadi, Jumat (8/9/2023).
Ternyata laporan mengenai munculnya fenomena cahaya saat gempa telah ada sejak era Yunani kuno.
Munculnya fenomena warna terang yang menari-nari dalam berbagai warna telah lama membingungkan para ilmuwan.
Baca Juga: Korban Tewas akibat Gempa Bumi di Maroko Meningkat hingga Hampir 3.000 Orang
Selain itu, masih belum ada konsensus mengenai penyebabnya.
Meski begitu pensiunan ahli geofisika yang pernah bekerja di Survei Geologi AS, John Derr, mengatakan ada ledakan yang nyata.
Ia menyebut cahaya tersebut sebagai lampu gempa, atau EQL.
“Melihat EQL tergantung dari kegelapan dan beberapa faktor lainnya,” kata Derr dikutip dari CNN.
Ia mengatakan video yang muncul mengenai fenomena cahaya di Maroko itu seperti cahaya kamera keamanan saat gempa di Pisco, Peru pada 2007.
Profesor Fisika Juan Antonio Lira Cacho dari Universidad Nacional Mayor de San Marcos di Peru dan Universitas Katolik Pontifical Peru, yang mempelajari fenomena itu mengatakan penggunaan kamera ponsel dan penggunaan kamera keamanan yang menyebar membuat studi cahaya gempa menjadi lebih mudah.
“40 tahun lalu, hal itu hampir mustahil. Jika Anda melihat mereka banyak yang tak akan percaya,” ucapnya.
Menurut bagian penulisan yang dibuat Derr mengenai fenomena itu yang dipublikasikan pada edisi Ensiklopedia Geofisika Bumi Solid, cahaya gempa bisa menjadi beberapa bentuk.
Terkadang cahaya itu muncul seperti cahaya biasa, atau terkadang seperti pita bercahaya di atmosfer yang mirip dengan aurora kutub.
Di lain waktu, menyerupai bola bercahaya yang melayang di udara.
Mereka mungkin juga menyerupai api kecil yang berkedip-kedip dan merambat di sekitar daratan atau juga api besar muncul dari tanah.
Para peneliti menemukan bahwa 80 persen kemunculan EQL saat gempa dengan magnitudo di atas 5.0 terjadi.
Pada kebanyakan kasus fenomena tersebut sebelum atau saat gempa terjadi, dan bisa dilihat sekitar 600 km dari pusat gempa.
Baca Juga: Puji Pertemuan Kim Jong-Un-Putin, Tokoh Pro-Kremlin Semringah: Keberhasilan Diplomasi
Salah satu teori kemunculan sinar itu diungkapkan oleh Friedemann Freund, profesor di Universitas San Jose, dan mantan peneliti di Pusat Penelitian NASA Ames.
Kolaborator Derr itu menjelaskan bahwa ketika cacat atau kotoran tertentu pada kristal batuan terkena tekanan mekanis, misalnya selama penumpukan tekanan tektonik sebelum atau selama gempa bumi besar, maka cacat itu akan langsung pecah dan menghasilkan listrik.
Batuan adalah isolator yang jika diberi tekanan mekanis akan menjadi semikonduktor.
Teori lainnya adalah listrik statis yang dihasilkan oleh rekahan batuan dan pancaran radon.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN