Peringati Gempa Besar Kanto yang Tewaskan 100.000 Jiwa, Jepang Gelar Latihan Mitigasi Nasional
Kompas dunia | 1 September 2023, 18:44 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Jepang memperingati 100 tahun Gempa Besar Kanto 1923 yang menewaskan lebih dari 100.000 jiwa dengan latihan mitigasi gempa secara nasional, Jumat (1/9/2023). Perdana Menteri Fumio Kishida mengikuti latihan mitigasi ini dalam simulasi yang disiarkan televisi.
Pemerintahan Kishida menanggapi simulasi gempa fiktif di Tokyo pada pukul 07.00 pagi waktu setempat. Simulasi ini mengandaikaan daerah Sagamihara, episentrum gempa 1923, menjadi daerah yang paling terdampak.
Latihan mitigasi juga digelar di daerah setingkat kecamatan dan sekolah-sekolah di seantero Jepang. Di sekolah dasar, siswa diminta berlindung di bawah meja ketika simulasi gempa untuk melindungi kepala dari objek yang jatuh.
Sekretaris Kepala Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno menyebut acara yang diadakan pemerintah Jepang tidak hanya memperingati 100 tahun Gempa Besar Kanto, melainkan juga sebagai pengingat untuk membangun struktur yang lebih lenting terhadap gempa dan kebakaran.
"Kami tidak akan membiarkan ingatan atas Gempa Besar Kanto memudar dan melakukan yang terbaik untuk mengambil tindakan-tindakan komprehensif," kata Matsuno dikutip Associated Press, Jumat (1/9).
Gempa Besar Kanto sendiri melanda Jepang pada 1 September 1923 dengan episentrum di daerah Sagamihara, barat daya Tokyo. Gempa ini memicu kebakaran hebat yang meluas di Jepang.
Kebakaran pasca-gempa 7,9M tersebut melalap hampir 300.000 rumah warga Jepang yang waktu itu masih dibangun dengan kayu dan kertas. Sebagian besar korban kehilangan nyawa karena kebakaran.
Baca Juga: Gempa M 7,1 Terjadi di Laut Jawa Sisi Utara Pulau Lombok, BMKG Ungkap Penyebab hingga Dampaknya
Setelah peristiwa itu, terjadi pembantaian etnis Korea yang menewaskan ribuan orang. Polisi Jepang dan warga mengamuk ke etnis Korea karena kabar burung berembus bahwa etnis Korea meracuni air sumur.
Baca Juga: PM Jepang Makan Ikan Mentah dari Perairan Fukushima, Tepis Kekhawatiran Limbah Nuklir
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press