Serba-serbi Referendum di Australia soal Suara Pribumi Aborigin di Parlemen
Kompas dunia | 30 Agustus 2023, 23:55 WIBCANBERRA, KOMPAS.TV - Pada 14 Oktober 2023 mendatang, warga Australia akan memberikan suara dalam referendum yang akan menyisipkan dalam konstitusi negara, mekanisme bagi suku-suku pribumi untuk memberikan nasihat kepada Parlemen mengenai kebijakan-kebijakan yang memengaruhi kehidupan mereka. Mekanisme ini dikenal sebagai Suara Pribumi.
Para pendukung berpendapat, menyematkan Suara Pribumi dalam konstitusi akan mengakui tempat istimewa yang dimiliki suku-suku pribumi dalam sejarah Australia sambil mereka memberikan masukan dalam kebijakan pemerintah.
Namun, para penentang berpendapat ini akan menjadi perubahan terbesar dalam demokrasi Australia sepanjang sejarah negara ini dan akan memecah belah masyarakat Australia berdasarkan garis rasial tanpa mengurangi ketidaksetaraan suku-suku pribumi.
Saat referendum pertama Australia dalam satu generasi ini makin dekat, dukungan lintas partai yang dianggap penting untuk berhasil mengubah konstitusi belum muncul dan para pemimpin pribumi tetap berselisih.
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban mengenai isu-isu kunci di belakang referendum ini:
Baca Juga: Australia Ubah Lagu Kebangsaan, Sejarah Panjang Kaum Pribumi Jadi Alasan
Siapa Orang Asli Australia?
Australia terbilang negara yang tidak biasa di antara bekas koloni Inggris lainnya lantaran tidak ada perjanjian yang pernah ditandatangani dengan penduduk asli negara ini. Orang-orang Aborigin di daratan Australia punya budaya yang berbeda dari Orang Kepulauan Torres yang berasal dari kepulauan di lepas pantai timur laut. Oleh karena itu, populasi asli Australia dikenal secara kolektif sebagai orang Aborigin dan Kepulauan Torres.
Mereka menyumbang 3,8% dari populasi Australia pada tahun 2021, meningkat 23,2% dalam lima tahun, menurut Badan Statistik Australia. Beberapa mengatakan penurunan stigma mendorong lebih banyak warga Australia untuk mengakui warisan Aborigin mereka. Yang lain mengatakan akar budaya pribumi diaku-aku demi mendapatkan manfaat pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi ketidaksetaraan suku-suku pribumi.
Orang-orang pribumi Australia adalah kelompok etnis yang paling terpinggirkan di Australia.
Pria pribumi punya harapan hidup 71 tahun dan perempuan pribumi 75 tahun. Ini adalah 8,6 tahun lebih pendek daripada pria Australia lainnya dan 7,8 tahun lebih pendek daripada perempuan Australia lainnya.
Apa itu Suara Pribumi?
Pada hari referendum, warga negara Australia dewasa akan diminta memberikan suara 'ya' atau 'tidak' atas satu pertanyaan: "Usulan Hukum: untuk mengubah Konstitusi guna mengakui Orang Asli Australia Pertama dengan membentuk Suara Orang Aborigin dan Kepulauan Torres. Apakah Anda menyetujui perubahan usulan ini?"
Jika jawabannya "ya", konstitusi akan ditulis ulang untuk menyatakan Suara Pribumi "dapat menyampaikan representasi" kepada Parlemen dan pemerintah eksekutif "menyangkut masalah-masalah yang berhubungan dengan orang Aborigin dan Kepulauan Torres."
Para pendukung berpendapat tidak akan ada hak veto orang pribumi atas kebijakan pemerintah dan para pembuat undang-undang akan bebas untuk mengabaikan representasi Suara Pribumi.
Namun, para penentang berargumen pengadilan mungkin akan menafsirkan kekuatan konstitusi Suara Pribumi dengan cara yang tidak dapat diprediksi, menciptakan ketidakpastian hukum.
Belum jelas siapa yang akan menjadi bagian dari Suara Pribumi dan bagaimana mereka akan terlibat. Para pendukung berpendapat bahwa Suara Pribumi akan mencakup orang-orang pribumi Australia dari kedelapan negara bagian dan wilayah, Kepulauan Torres, serta komunitas-komunitas terpencil dan daerah-daerah regional.
Anggota akan dipilih oleh orang-orang pribumi lokal dan akan bertugas untuk jangka waktu tertentu.
Parlemen akan "memiliki kekuatan untuk membuat undang-undang mengenai komposisi, fungsi, kekuatan, dan prosedur" dari Suara Pribumi, demikian bunyi konstitusi.
Baca Juga: Kepala Suku Pribumi Brasil Ini Kirim Surat ke Macron Minta Tolong Selamatkan Hutan Amazon
Argumen Pro dan Kontra
Komisi Pemilihan Australia mulai mengirimkan brosur kepada para pemilih yang ditulis oleh pembuat undang-undang yang memaparkan argumen mendukung pemungutan suara "ya" dan "tidak."
Para pendukung berpendapat Suara Pribumi diperlukan karena orang pribumi Australia mati lebih muda daripada warga Australia lainnya, punya tingkat bunuh diri dua kali lipat dari masyarakat umum, punya tingkat penyakit dan kematian bayi yang lebih buruk, serta lebih sedikit peluang pendidikan.
Mereka berpendapat ini adalah bukti pendekatan saat ini tidak berhasil dan Suara Pribumi akan mengarah pada pengambilan keputusan pemerintah yang lebih baik.
Para penentang mengatakan Suara Pribumi akan menjadi perubahan terbesar dalam demokrasi Australia sepanjang sejarah negara ini dan perubahan terbesar dalam konstitusi Australia sepanjang sejarah.
Mereka mengatakan pengadilan daripada Parlemen akan menentukan kekuatan Suara Pribumi dan warga Australia akan terbagi secara permanen "dalam hukum dan semangat."
Suara Pribumi juga akan menjadi langkah pertama menuju klaim suku pribumi untuk repatriasi dan kompensasi.
Baca Juga: Patung Ratu Elizabeth dan Victoria di Kanada Dirusak, Buntut Penemuan Ratusan Jasad Anak Pribumi
Darimana Asal-Usul Ide Suara Pribumi?
Suara Pribumi direkomendasikan tahun 2017 oleh sekelompok 250 pemimpin pribumi yang bertemu di Uluru, sebuah batu pasir landmark di tengah Australia yang merupakan situs keramat bagi kaum pribumi tradisional. Mereka adalah perwakilan dari Konvensi Konstitusi Nasional Bangsa-Bangsa Pertama yang dimintai pendapat pemerintah saat itu mengenai bagaimana populasi pribumi bisa diakui dalam konstitusi.
Pemerintah konservatif segera menolak usulan ini, dengan alasan bahwa Suara Pribumi akan dianggap sebagai "ruang sidang ketiga" Parlemen, tambahan yang tidak diinginkan bagi Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
Ketika Partai Buruh pusat-kiri memenangkan pemilihan pada Mei tahun lalu, Perdana Menteri Anthony Albanese menggunakan pidato pertamanya untuk berkomitmen kepada penciptaan Suara Pribumi.
Partai Liberal dan Partai Nasional, yang membentuk pemerintahan koalisi konservatif sebelumnya, keduanya menentang Suara Pribumi.
Baca Juga: Warga Pribumi Brazil Protes RUU yang Mengambil Tanah Adat
Bagaimana Proses Perubahan Konstitusi Australia?
Mengubah konstitusi tidak pernah mudah dan lebih dari empat dari lima referendum gagal.
Referendum untuk mengubah konstitusi memerlukan apa yang dikenal sebagai mayoritas ganda, dukungan sebagian besar warga Australia secara nasional ditambah mayoritas pemilih di sebagian besar negara bagian.
Lima referendum gagal, karena meskipun didukung oleh sebagian besar warga Australia, mereka tidak mencapai mayoritas di setidaknya empat dari enam negara bagian. Partisipasi pemilih tinggi karena pemungutan suara wajib.
Dari 44 referendum yang diadakan sejak konstitusi berlaku pada tahun 1901, hanya 8 yang berhasil dan tidak ada yang berhasil sejak tahun 1977.
Ketika Australia terakhir kali referendum tahun 1999, pengakuan terhadap orang pribumi dalam konstitusi adalah isu utama di balik salah satu pertanyaan. Warga Australia diminta untuk menyetujui penambahan prakata ke konstitusi, pengantar yang hanya memiliki makna simbolis dan tidak memiliki signifikansi hukum.
Prakata tersebut akan mengakui bahwa orang pribumi Australia telah menghuni negara ini "sejak zaman dahulu kala" dan "dihormati karena budaya kuno dan berkelanjutan mereka."
Beberapa pengamat berpendapat bahwa pengakuan semacam itu terhadap tempat orang pribumi Australia dalam kisah negara ini akan menjadi perubahan konstitusi yang lebih mudah dilakukan saat ini daripada penciptaan Suara Pribumi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press