Investigasi PBB Ungkap Kejahatan Perang Sistematis Junta Myanmar: Masyarakat Dibombardir Bom Pesawat
Kompas dunia | 9 Agustus 2023, 11:41 WIBNAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Independent Investigative Mechanism for Myanmar (IIMM), badan penyelidikan yang didirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melaporkan bahwa junta Myanmar melakukan kejahatan perang sistematis terhadap warganya sendiri. Kejahatan perang yang dilakukan tentara dan paramiliter yang terafiliasi junta Myanmar disebut semakin sering terjadi.
IMM menyampaikan, mereka menemukan bukti kuat bahwa dalam kurun Juni 2022 hingga Juni 2023, militer dan paramiliter secara serampangan menyasar warga sipil dengan bom, melakukan eksekusi massal, serta melakukan pembakaran berskala besar pada rumah-rumah warga.
"Setiap kematian di Myanmar tragis, tetapi kehancuran terhadap keseluruhan masyarakat lewat serangan udara dan pembakaran desa benar-benar mengejutkan," kata Kepala IIMM Nicholas Koumjian dikutip Associated Press, Selasa (8/8/2023).
"Bukti-bukti kami menunjukkan peningkatan yang dramatis dalam hal kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di negara itu, dengan serangan sistematis dan meluas terhadap warga sipil. Kami membuat berkas perkara yang bisa digunakan pengadilan kelak untuk memproses para pelaku," lanjutnya.
Baca Juga: Saat Junta Militer Myanmar Berencana Pindahkan Suu Kyi ke Rumah Tahanan Gara-Gara Perkara Ini
Myanmar dilanda kekacauan sejak militer pimpinan Ming Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 silam. Kudeta awalnya disambut demonstrasi damai. Namun, kerasnya respons junta membuat kelompok pemberontak tumbuh subur dan menimbulkan perang saudara di Myanmar.
Belakangan ini, junta Myanmar dilaporkan semakin sering menyerang daerah perdesaan untuk melumpuhkan pemberontak. Militer kerap menerjunkan pesawat tempur atau helikopter karena pemberontak tidak memiliki sistem pertahanan udara.
Pada April lalu, junta Myanmar membombardir Desa Pazigyi di negara bagian Sagaing. Lebih dari 160 orang tewas dalam insiden ini, banyak di antaranya masih anak-anak.
Militer Myanmar seringkali mengeklaim bahwa mereka menyerang titik-titik konsentrasi pemberontak. Namun, IIMM menyatakan bahwa militer seharusnya tahu bahwa daerah target mereka juga dipadati warga sipil.
Organisasi pemonitor hak asasi manusia, Assistance Association for Political Prisoners melaporkan bahwa, sejak kudeta, aparat Myanmar telah membunuh sedikitnya 3.900 warga sipil. Sebanyak 24.246 orang pun ditangkap sejak kudeta.
Baca Juga: Krisis Myanmar Semakin Mematikan, tetapi Diplomat ASEAN Tak Kunjung Capai Kesepakatan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press