Update Kudeta Niger: Junta Tolak Kunjungan ECOWAS dan PBB, Situasi Afrika Barat Bakal Rumit
Kompas dunia | 9 Agustus 2023, 11:10 WIBNIAMEY, KOMPAS.TV - Junta militer Niger kembali menolak upaya diplomatis dari komunitas internasional untuk mengembalikan pemerintahan sipil yang digulingkan sejak akhir Juli lalu. Pada Selasa (8/8/2023), junta Niger dilaporkan menolak tiga rencana kunjungan diplomatik dari Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), Uni Afrika, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penolakan junta dibawah komando Jenderal Abdourahamane Tchiani pun memperumit situasi kawasan Afrika Barat yang terancam perang. Kawasan yang dikenal rawan kudeta ini memanas usai paspampres Niger menggulingkan presiden dan bikin ECOWAS mengultimatum junta.
ECOWAS mengultimatum junta Niger untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum per Minggu (6/8) kemarin. Blok regional Afrika Barat ini mengancam intervensi militer jika junta Niger tidak menuruti permintaan.
Akan tetapi, Burkina Faso dan Mali pasang badan membela Niger. Kedua negara itu menyatakan bahwa intervensi militer ke Niger akan dianggap deklarasi perang kepada kedua negara tersebut.
Baca Juga: Pemimpin Kudeta Niger Ketakutan, Tutup Wilayah Udara karena Ancaman Intervensi Kekuatan Asing
Militer mengaku menolak proposal ECOWAS, Uni Afrika, dan PBB karena "bukti-bukti atmosfer permusuhan pada situasi keamanan saat ini."
Sebelumnya, Niger juga menetapkan zona larangan terbang di negaranya dan menuduh negara tetangganya berencana menyerang,
Kalangan analis dan diplomat menyebut kans intervensi militer semakin nyata. Namun, ECOWAS disebut berupaya mencari solusi agar tidak berujung ke kekerasan.
Imbasnya, ECOWAS dilaporkan akan menggelar rapat di Abuja, Nigeria pada Kamis (10/8) besok untuk membahas situasi Niger.
"Banyaknya ucapan keras dari kawasan itu (Afrika Barat) dan di luarnya mungkin refleksi bagaimana mereka (ECOWAS) menyesali respons dalam kudeta-kudeta sebelumnya di Mali, Burkina, dan Guinea," kata mantan perwira CIA, Cameron Hudson dikutip Associated Press.
Junta Niger dibela tentara Wagner Group
Selain dibela Burkina Faso dan Niger, junta militer Niger dilaporkan meminta bantuan tentara bayaran Rusia, Wagner Group untuk menghadapi potensi intervensi militer. Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin sudah mengisyaratkan bahwa mereka siap membantu junta.
"Kami selalu berpihak pada kebaikan, di pihak keadilan, dan di pihak mereka yang berjuang untuk kedaulatan dan hak-hak rakyat. Panggil kami kapan pun," kata Prigozhin.
Di lain pihak, Amerika Serikat (AS) berupaya menjalin upaya diplomatik dengan mengirimkan perwakilan untuk menemui Bazoum. Namun, permintaan AS ini ditolak junta Niger.
Sementara itu, bekas penjajah Niger, Prancis diketahui belum melakukan tindakan tertentu terkait kudeta Niger. Prancis diketahui punya sekitar 1.500 tentara yang saat ini bertugas di negara tersebut.
Di lain sisi, dukungan kepada junta militer Niger di kalangan rakyat belum diketahui. Sebelumnya, banyak masyarakat yang mengungkapkan ketidak puasan dengan rezim Bazoum terkait situasi ekonomi dan keamana negara itu.
Adapun Niger dikenal sebagai salah satu produsen uranium terbesar dunia dengan total produksi 2.020 metrik ton uranium pada 2022 silam. Ironisnya, tetangga Nigeria ini menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
Baca Juga: Kudeta Niger: Diancam Intervensi Militer, Uranium Dicuri Prancis hingga Minta Bantuan Wagner Group
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press