Terancam Intervensi Militer Blok Afrika Barat, Junta Niger Minta Bantuan Wagner Group
Kompas dunia | 5 Agustus 2023, 21:11 WIBNIAMEY, KOMPAS.TV - Junta militer Niger dilaporkan meminta bantuan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group untuk menghadapi kans intervensi militer blok regional Afrika Barat, Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS).
Junta militer Niger sendiri diultimatum ECOWAS hingga Minggu (6/8/2023) besok untuk melepaskan Presiden Mohamed Bazoum dan mengembalikan pemerintahan sipil.
Militer Niger, di bawah pimpinan Jenderal Abdourahmane Tchiani mengudeta Bazoum dan menyandera sang presiden pada 26 Juli lalu. Tchiani pun kemudian mendeklarasikan pemerintahannya sendiri.
Junta disebut mengirim permintan bantuan ke Wagner ketika salah satu pemimpin kudeta, Jenderal Salifou Mody mengunjungi Mali. Peneliti senior dari Soufan Center, Wassim Nasr, menyebut Jenderal Mody berkontak dengan seseorang dari Wagner Group ketika kunjungan tersebut.
Baca Juga: Joe Biden Ancam Pemimpin Kudeta Niger untuk Bebaskan Presiden Mohammed Bazoum
Wassim Nasr menyatakan, tiga sumber dari Mali dan seorang diplomat Prancis mengonfirmasi pertemuan Jenderal Salifou Mody dengan perwakilan Wagner tersebut.
"Mereka butuh (Wagner) karena mereka (Wagner) akan menjadi jaminan mereka tetap memegang kekuasaan," kata Wassim Nasr dikutip Associated Press, Sabtu (5/8/2023).
Nasr mengeklaim Wagner tengah mempertimbangkan permintaan dari junta Niger tersebut. Sementara itu, seorang pejabat militer Barat yang bicara dalam kondisi anonim menyebut pihaknya juga mendengar tentang informasi itu.
Junta militer Niger terancam intervensi militer ECOWAS usai ultimatum blok regional Afrika Barat itu ditanggapi dengan dingin. Pada Jumat (4/8), militer Niger tidak mengizinkan tim mediasi ECOWAS untuk menemui Jenderal Abdourahmane Tchiani.
Jenderal Mody pun menegaskan pihaknya tidak akan terpengaruh oleh kans intervensi militer ECOWAS. Mody menyebut junta militer Niger akan melakukan apa pun agar tidak menjadi "Libya yang baru."
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press