> >

Drone Ukraina Hantam Kapal Tanker Rusia Disebut Jadi Upaya Kiev Unjuk Gigi Kemampuan Angkatan Laut

Kompas dunia | 5 Agustus 2023, 20:34 WIB
Gambar yang berasal dari tangkapan video ini memperlihatkan sebuah kapal drone tengah mendekati sebuah kapal tanker Rusia di Laut Hitam. Pada Jumat (4/8/2023) malam, sebuah kapal tanker Rusia dilaporkan dihantam drone Ukraina. (Sumber: AP Photo )

KIEV, KOMPAS.TV – Drone Ukraina menghantam sebuah kapal tanker Rusia di Laut Hitam dekat Krimea pada Jumat (4/8/2023) malam. 

Serangan itu merupakan serangan laut kedua dalam satu hari yang melibatkan drone, setelah sebelumnya Ukraina menyerang sebuah pelabuhan utama Rusia. 

Serangan itu disebut-sebut merupakan upaya Ukraina memperlihatkan peningkatan kemampuan angkatan lautnya, seiring Laut Hitam yang menjadi medan perang yang kian penting dalam perang antara kedua negara.

“Kapal tanker Sig mengalami kerusakan berupa sebuah lubang di kamar mesin dekat dengan garis air di sisi kanan, kemungkinan akibat serangan drone,” kata Badan Federal Rusia untuk Transportasi Kelautan dan Sungai via Telegram, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga: Lagi, Drone Ukraina Berhasil Tembus Moskow, Kremlin Salahkan NATO

Pernyataan itu juga menyebut, tak ada korban jiwa di antara seluruh 11 kru kapal tanker itu, kendati sejumlah kru disebut mengalami luka terkena pecahan kaca.

Seorang petugas Dinas Keamanan Ukraina mengonfirmasi pada The Associated Press bahwa pihaknya berada di balik serangan kapal tanker yang mengangkut bahan bakar untuk militer Rusia. Drone atau pesawat nirawak laut yang berisi 450 kilogram bahan peledak TNT telah digunakan dalam serangan itu. 

Tanpa menyebut bahwa Ukraina bertanggung jawab atas serangan drone itu, pemimpin Dinas Keamanan Ukraina Vasyl Malyuk menyebut bahwa operasi semacam itu sepenuhnya legal lantaran dilakukan di kawasan perairan Ukraina. 

“Setiap ledakan adalah langkah yang sangat logis dan efektif sehubungan dengan musuh,” ujarnya.

Baca Juga: Drone Ukraina Hantam Gudang Amunisi di Krimea, Jurnalis Rusia Tewas

Serangan itu langsung menghentikan lalu lintas di Jembatan Kerch, jembatan yang melintang sepanjang 19 kilometer yang menghubungkan Krimea yang dianeksasi Rusia dengan Rusia. Lalu lintas transportasi feri pun terhenti.

Sebelumnya, Ukraina menyerang Pelabuhan Novorossiysk hingga menyebabkan lalu lintas maritim selama beberapa jam. Serangan itu menjadi serangan yang menyasar pelabuhan komersial Rusia pertama dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir 18 bulan itu.

Pelabuhan itu memiliki pangkalan angkatan laut, galangan kapal, dan sebuah terminal bahan bakar, yang menjadi kunci dalam ekspor. Pelabuhan itu terletak sekitar 110 kilometer di timur Krimea.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut telah menerima laporan dari Dinas Keamanan Ukraina, SBU, namun tak menyebut apa isi laporan itu.

“Saya hanya akan mengatakan bahwa kami semua bersyukur pada Dinas Keamanan Ukraina yang telah mendorong perang kembali ke negara agresor. Apa yang Anda bawa ke dunia, akan kembali berakhir pada Anda,” ujar Zelenskyy. 

Mykhailo Podolyak, penasihat Zelenskyy, merujuk serangan terbaru itu, menyebut, “Drone telah mengubah aturan perang, dan pada akhirnya menghancurkan armada Rusia."

Sejauh ini, kendali perairan ada di tangan angkatan laut Rusia yang jauh lebih superior ketimbang angkatan laut Ukraina. Armada kapal perangnya secara rutin meluncurkan rudal jelajah ke pelabuhan-pelabuhan utama dan kota-kota di penjuru Ukraina.

Rusia juga telah memblokir pesisir Ukraina, dan menebar ranjau di Laut Hitam, hingga melintasinya adalah perjalanan amat berbahaya. Namun, dengan serangan terbaru itu, Kiev disebut menunjukkan upaya peningkatan kemampuan angkatan lautnya.

“Kiev menunjukkan bahwa ia mampu menyerang kapal apa pun di Armada Laut Hitam Rusia, tak peduli berapa pun jaraknya,” ujar analis militer Ukraina Roman Svytan.

Baca Juga: Heboh Video Tentara Rusia Minta Ampun saat akan Ditembak Drone Ukraina, Akhirnya Nyawanya Diampuni


 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU