> >

Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Pakistan Bertambah Jadi 44 Orang, 200 Orang Lainnya Terluka

Kompas dunia | 31 Juli 2023, 07:28 WIB
Korban bom bunuh diri dibawa dengan menggunakan mobil ambulan ke rumah sakit terdekat, Minggu (30/7/2023). Bom yang terjadi di distrik Bajaur, Pakistan, ini menewaskan sedikitnya 44 orang dan 200 orang lainnya terluka. (Sumber: The Associated Press)

KHAR, KOMPAS.TV - Seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya pada kampanye politik di distrik Bajaur, Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan, Minggu (30/7/2023). Korban tewas bertambah, kini bom bunuh diri tersebut telah menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai hampir 200 orang lainnya. Menurut seorang pemimpin senior, serangan itu dilakukan untuk melemahkan kelompok Islamis Pakistan.

Distrik Bajaur yang diserang merupakan kubu Taliban Pakistan, yang merupakan sekutu dekat pemerintah Taliban Afghanist. Pendukung ulama garis keras Pakistan dan pemimpin partai politik Maulana Fazlur Rehman, yang mendukung Islamis regional, saat itu tengah mengadakan pertemuan di Bajur. 

Para pejabat sedang mengumumkan kedatangan Abdul Rasheed, pemimpin partai Jamiat Ulama Islam, ketika bom tiba-tiba meledak. Bom itu merupakan serangan paling berdarah di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.

Polisi provinsi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri yang memakai rompi bahan peledaknya. Dia berada di dekat panggung tempat beberapa pemimpin senior partai itu duduk. Penyelidikan awal menunjukkan kelompok ISIS mungkin berada di balik serangan itu. Namun petugas kepolisian masih menyelidiki peristiwa ini.

Baca Juga: Ledakan Bom di Pakistan, 40 Orang Tewas dan 100 Lainnya Luka-Luka

“Ada debu dan asap di sekitar saya, dan saya berada di bawah beberapa orang yang terluka hingga saya hampir tidak bisa berdiri. Saya melihat kekacauan dan beberapa anggota tubuh yang berserakan,” kata Adam Khan, 45 tahun, seperti dikutip dari The Associated Press.

Adam bahkan ikut terlempar ke tanah oleh ledakan tersebut. Dia juga terkena serpihan bom di kaki dan kedua tangannya.

Taliban Pakistan, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke The Associated Press bahwa pengeboman itu ditujukan untuk membuat para Islamis saling bermusuhan. Zabiullah Mujahid, juru bicara Taliban Afghanistan, mengatakan di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa kejahatan semacam itu tidak dapat dibenarkan dengan cara apa pun.

Perebutan kekuasaan Taliban Afghanistan di Afghanistan yang terjadi pada pertengahan Agustus 2021, ikut memperkuat Taliban Pakisatan. Mereka secara sepihak mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah Pakistan pada November, dan meningkatkan serangan di seluruh negeri.

Feroz Jamal, menteri penerangan provinsi, mengatakan kepada The Associated Press bahwa sejauh ini 44 orang telah tewas dan hampir 200 orang terluka dalam pengeboman itu.

Pengeboman itu adalah salah satu dari empat serangan terburuk di barat laut sejak 2014, ketika 147 orang, sebagian besar anak sekolah, tewas dalam serangan Taliban di sebuah sekolah yang dikelola tentara di Peshawar. 

Pada bulan Januari, sebanyak 74 orang tewas dalam pemboman di sebuah masjid di Peshawar. Sedangkan pada bulan Februari lalu, lebih dari 100 orang, yang sebagian besar merupakan polisi, tewas dalam pengeboman di sebuah masjid di dalam kompleks perumahan markas polisi Peshawar dengan keamanan tinggi.

Baca Juga: Dua Warganya Tewas Dalam Kapal Selam Wisata Titanic, Pakistan Ucapkan Belasungkawa

Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Presiden Arif Alvi mengutuk serangan itu dan meminta pejabat untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada keluarga yang terluka dan berduka. Sharif kemudian, menyampaikan belasungkawa kepadanya dan meyakinkannya bahwa mereka yang mendalangi penyerangan akan dihukum.

Kedutaan Besar AS di Islamabad juga mengutuk serangan itu. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, pihaknya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih para korban yang tewas dalam serangan itu.

Maulana Ziaullah, ketua lokal partai Rehman, termasuk di antara korban yang tewas. Pemimpin JUI Rasheed dan mantan anggota parlemen Maulana Jamaluddin juga berada di atas panggung tetapi lolos tanpa mengalami cedera.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU