Amerika Serikat Resmi Kembali Menjadi Anggota UNESCO, Berupaya Tandingi Meningkatnya Pengaruh China
Kompas dunia | 26 Juli 2023, 08:19 WIBAzoulay menekankan pentingnya langkah ini bagi multilateralisme dan "universalitas" secara keseluruhan, dalam pidatonya ia juga menyebut perang di Ukraina. Ia menyatakan bahwa momentum UNESCO akan tumbuh dengan kembalinya AS, sehingga memperkuat inisiatif organisasi ini di seluruh dunia.
Baca Juga: Meski Ditentang Rusia, UNESCO Tetapkan Odesa sebagai Warisan Dunia di Ukraina
Utusan khusus UNESCO, aktor Amerika, Forest Whitaker, juga memberikan pidato yang memuji semangat perdamaian melalui pendidikan yang "tidak mungkin terwujud tanpa UNESCO."
Keputusan AS untuk kembali bergabung dengan UNESCO yang berbasis di Paris didasarkan terutama pada kekhawatiran bahwa Tiongkok telah mengisi kesenjangan kepemimpinan sejak AS menarik diri selama masa pemerintahan Trump. Peristiwa ini mencerminkan dinamika geopolitik yang lebih luas, terutama berkaitan dengan meningkatnya pengaruh Tiongkok dalam lembaga-lembaga internasional.
Pada 2017, AS keluar dari UNESCO dengan menyebut adanya keberpihakan anti-Israel di dalam organisasi. Keputusan ini diambil setelah UNESCO mengakui Palestina sebagai anggota negara pada tahun 2011, yang menyebabkan AS dan Israel menghentikan pendanaan terhadap lembaga tersebut. Penarikan diri AS dari UNESCO menjadi resmi pada tahun berikutnya, 2018.
Sebagai persiapan untuk kembali bergabung, pemerintahan Biden meminta $150 juta untuk anggaran 2024 yang akan digunakan untuk membayar iuran dan utang keanggotaan AS di UNESCO, dengan rencana permintaan serupa dalam beberapa tahun berikutnya hingga seluruh utang sebesar $619 juta terbayar.
Jumlah tersebut merupakan bagian yang signifikan dari anggaran operasional tahunan UNESCO yang mencapai $534 juta, yang menunjukkan peran keuangan besar yang pernah dimainkan oleh AS di lembaga ini sebelumnya.
Baca Juga: Sudah Didaftarkan ke UNESCO, Roti Baguette Perancis Jadi Warisan Budaya Dunia
Sebelum keluar, AS merupakan pendana terbesar UNESCO, memberikan 22 persen dari total pendanaan lembaga tersebut.
Ini adalah kali kedua AS kembali ke UNESCO setelah masa penarikan diri. Negara ini sebelumnya keluar dari organisasi pada tahun 1984 di bawah pemerintahan Reagan, dengan alasan manajemen yang buruk, korupsi, dan kemajuan kepentingan Soviet yang dirasakan. AS bergabung kembali pada tahun 2003 di bawah kepresidenan George W. Bush.
Jill Biden, yang mengajar Bahasa Inggris dan menulis di sebuah perguruan tinggi komunitas di Virginia, membawa semangat untuk pendidikan dan pengalaman pribadi di bidang tersebut untuk mewakili Amerika Serikat di Paris. Dalam beberapa hari berikutnya, kunjungannya juga akan menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah dan warisan budaya Amerika di Prancis.
Pada hari Rabu, Biden akan mengunjungi Pemakaman Amerika di Brittany untuk menghormati para tentara AS yang gugur selama Perang Dunia II. Penghormatan ini akan menjadi pengingat khidmat tentang sejarah bersama dan pengorbanan yang mengikat AS dan Prancis.
Kunjungannya ke situs ikonik Mont-Saint-Michel, sebuah situs warisan dunia UNESCO, juga akan menekankan pentingnya melestarikan lokasi-lokasi bersejarah di seluruh dunia.
Kunjungan ke situs ikonik ini akan menyoroti tanggung jawab global bersama dalam menjaga harta budaya dunia, sesuai dengan program kunjungannya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press