> >

IAEA Laporkan Adanya Ranjau Darat Terpasang di Sekitar PLTN Zaporizhzhia Ukrania

Kompas dunia | 26 Juli 2023, 07:22 WIB
Badan pengawas atom PBB IAEA melaporkan bahwa para pengamatnya di Pembangkit Listrik Nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia melihat ranjau anti-personel di sekitar lokasi tersebut ketika militer Ukraina melakukan serangan balasan terhadap pasukan Kremlin yang telah bertahan selama 17 bulan perang. (Sumber: Straits Times)

Pernyataan IAEA mengungkapkan Rusia masih belum memberikan izin akses ke atap reaktor dan ruang turbinnya.

Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa pertahanan udara mereka berhasil mengintersepsi drone Shahed buatan Iran yang ditembakkan oleh Rusia di Kyiv Selasa (25/7) malam waktu setempat, serangan drone keenam terhadap ibu kota bulan ini.

Tidak ada laporan korban atau kerusakan, menurut Serhii Popko, kepala administrasi militer wilayah Kyiv.

Dua drone laut hancur

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebuah kapal patroli Rusia berhasil menghancurkan dua drone laut Ukraina yang menyerangnya di Laut Hitam pada hari Selasa pagi.

Kru kapal patroli Sergey Kotov dari Armada Laut Hitam Rusia tidak mengalami luka dalam serangan tersebut yang terjadi 370 kilometer di barat daya pelabuhan Sevastopol, Krimea.

Di sisi lain, pejabat Ukraina mengatakan bahwa Rusia menggunakan amunisi kluster dalam serangan di Kostiantynivka, di wilayah Donetsk bagian timur pada Senin malam.

Baca Juga: Serangan Rudal Rusia ke Odessa Rusak Gereja Katedral Ortodoks Bersejarah, Malah Salahkan Ukraina

Tentara Rusia berjaga di PLTN Zaporizhzhia. Badan pengawas atom PBB IAEA melaporkan bahwa para pengamatnya di Pembangkit Listrik Nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia melihat ranjau anti-personel di sekitar lokasi tersebut ketika militer Ukraina melakukan serangan balasan terhadap pasukan Kremlin yang telah bertahan selama 17 bulan perang.(Sumber: AP Photo)

Roket-roket tersebut menghantam kolam rekreasi, menewaskan seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun dan melukai empat anak lainnya dengan rentang usia antara 5 hingga 12 tahun, menurut Pavlo Kyrylenko, kepala administrasi militer wilayah Donetsk.

Rusia dan Ukraina telah menggunakan amunisi kluster sepanjang perang ini, dan Amerika Serikat baru-baru ini memberikan amunisi ini kepada Ukraina.

Penganalisis Barat mengatakan pada hari Selasa bahwa serangan-serangan Rusia baru-baru ini di Odesa dan bagian-bagian lain di Ukraina selatan telah menggunakan rudal-rudal yang awalnya dikembangkan untuk menghancurkan kapal induk.

Setiap rudal tersebut memiliki berat 5,5 ton metrik, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam penilaiannya.

Dalam waktu satu minggu saja, Rusia telah menembakkan puluhan rudal dan drone ke wilayah Odesa, dan pada hari Senin, menyerang sebuah katedral. Serangan-serangan ini terjadi setelah Moskow mengakhiri kesepakatan gandum penting satu minggu sebelumnya.

Odesa merupakan hub penting bagi Ukraina untuk mengekspor gandum.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU