9 Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Sudan saat Perang Masuki Hari ke-100
Kompas dunia | 25 Juli 2023, 02:52 WIB"Angka-angka ini luar biasa, warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik ini terpaksa meninggalkan rumah dan mata pencaharian mereka setiap hari," kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.
Konflik ini menghancurkan harapan Sudan untuk mengembalikan proses transisi negara yang rapuh menuju demokrasi, yang telah dimulai setelah pemberontakan rakyat memaksa penggulingan diktator lama Omar al-Bashir pada April 2019. Sebuah kudeta yang dipimpin oleh militer dan RSF, mengganggu transisi demokrasi pada Oktober 2021.
Carter, dari NRC, memperingatkan tentang "keruntuhan total" di negara ini karena upaya internasional selama ini gagal untuk menegakkan gencatan senjata guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada jutaan orang yang terdampak perang.
Baca Juga: PBB: Konflik Dahsyat di Sudan Sudah Membuat Sekitar 3,1 juta Orang Mengungsi
"100 hari pertama menarik perhatian, tapi kini mulai memudar. Kita harus tetap berupaya dan menerapkan diplomasi serta mediasi untuk secara nyata mempengaruhi warga sipil di Sudan," ujarnya.
Kelompok kemanusiaan Care International menyerukan gencatan senjata dan pembentukan koridor aman guna memungkinkan pengiriman barang dan layanan dasar kepada mereka yang terjebak dalam pertempuran, serta dana untuk memenuhi kebutuhan warga Sudan yang semakin meningkat.
"Dunia tidak bisa mengabaikan situasi memburuk di Sudan karena ini berpotensi mengganggu seluruh wilayah," kata David MacDonald, direktur negara CARE di Sudan.
Sementara itu, pemimpin pro-demokrasi berkumpul Senin sore di ibu kota Mesir, Kairo, pertemuan pertama seperti ini bagi para politisi Sudan sejak pecahnya perang.
Forces of Freedom and Change, koalisi pro-demokrasi, mengatakan pertemuan dua hari ini akan membahas cara mengakhiri perang dan menghidupkan kembali proses transisi menuju demokrasi yang terhenti.
Aliansi ini, yang berkuasa bersama militer setelah penggulingan al-Bashir, reiterasi seruan mereka agar faksi-faksi yang berperang untuk menghentikan pertempuran.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press