> >

Putin: Rusia Berhak Gunakan Bom Tandan Bila Ukraina Menggunakannya untuk Menyerang

Kompas dunia | 17 Juli 2023, 06:42 WIB
Vladimir Putin hari Minggu, (16/7/2023) memperingatkan bahwa Rusia berhak menggunakan amunisi klaster atau bom tandan sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata tersebut oleh Ukraina yang dipasok Amerika Serikat. (Sumber: TASS)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin hari Minggu, (16/7/2023) memperingatkan bahwa Rusia berhak menggunakan amunisi klaster atau bom tandan sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata tersebut oleh Ukraina yang dipasok Amerika Serikat.

"Rusia punya cadangan yang cukup dari berbagai jenis amunisi klaster (bom tandan). Sampai saat ini, kita belum melakukannya, kita belum menggunakannya, dan kita belum merasa perlu untuk melakukannya, meskipun pada suatu waktu terdapat kekurangan persediaan amunisi. Namun, kita tidak melakukannya," ujar presiden dalam wawancara dengan program "Moskow. Kremlin. Putin" di saluran TV Rossiya-1, sebagaimana diunggah oleh tuan rumah acara tersebut, Pavel Zarubin, melalui saluran Telegramnya.

"Tentu saja, jika mereka (amunisi klaster - TASS) digunakan melawan kita, kita akan menggunakan tindakan balasan yang setara," kata Putin seperti yang dilaporkan oleh TASS, Minggu (16/7/2023).

Putin mengungkapkan keyakinannya pasokan bom tandan ke Ukraina dan penggunaannya seharusnya dianggap sebagai kejahatan, "Terkait amunisi klaster, pemerintahan Amerika Serikat sendiri melalui stafnya memberikan pandangan mereka mengenai amunisi ini beberapa waktu lalu, ketika penggunaan amunisi klaster disebut sebagai kejahatan oleh pemerintahan Amerika Serikat itu sendiri. Jadi, menurut saya, seharusnya diperlakukan seperti itu," lanjut Putin.

Putin percaya Amerika Serikat memasok amunisi klaster ke Ukraina karena kekurangan persediaan amunisi. "Mereka (Amerika Serikat - TASS) melakukannya (memasok amunisi klaster ke Ukraina - TASS) bukan karena kemurahan hati mereka, tetapi karena mereka kekurangan amunisi secara umum," ujar presiden.

Putin menegaskan "pasukan Ukraina menghabiskan sekitar 5.000-6.000 butir peluru kaliber 155mm setiap hari selama pertempuran, sedangkan Amerika Serikat memproduksi 15.000 butir per bulan."

Baca Juga: Pentagon Mengakui Amunisi Klaster atau Bom Tandan Sudah Tiba di Ukraina, Kiev Mengkonfirmasi

Amunisi klaster atau bom tandan yang disediakan Amerika Serikat telah tiba di Ukraina, diumumkan Pentagon hari Kamis, (13/7/2023) waktu Washington DC. Amunisi bom tandan, bom yang terbuka di udara dan melepaskan sejumlah bom kecil, dianggap Amerika Serikat sebagai cara Kiev memperkuat serangan dan menembus garis depan Rusia. (Sumber: The Drive)

"Mereka kekurangan, dan Eropa sudah tidak punya cukup [peluru]," tegas Putin. "Jadi, mereka tidak menemukan solusi yang lebih baik selain mengusulkan penggunaan munisi klaster," tambah Putin.

Amunisi tersebut, yang merupakan bom yang meledak di udara dan melepaskan puluhan bom kecil, dipandang oleh Amerika Serikat sebagai cara untuk memberikan munisi yang sangat dibutuhkan oleh Kiev untuk memperkuat serangan dan menembus garis depan Rusia.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengklaim pemerintahannya memperdebatkan isu yang rumit ini selama berbulan-bulan, sebelum Presiden Joe Biden membuat keputusan akhir pekan lalu, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Minggu (16/7/2023).

Bom klaster lama dikritik oleh kelompok kemanusiaan dan beberapa sekutu Amerika Serikat, karena bom klaster yang digunakan dalam konflik sebelumnya memiliki tingkat kegagalan tinggi, yang berarti seringkali meninggalkan bom kecil yang belum meledak dan dapat membahayakan warga sipil jauh setelah pertempuran berakhir.

Para pendukung berpendapat Rusia sudah menggunakan bom tandan di Ukraina dan senjata yang disediakan oleh Amerika Serikat telah ditingkatkan untuk meninggalkan lebih sedikit butir yang belum meledak.

Ukraina sementara itu berjanji untuk menggunakannya hanya di luar daerah yang padat penduduk.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : TASS / Associated Press


TERBARU