> >

Krisis Myanmar Semakin Mematikan, tetapi Diplomat ASEAN Tak Kunjung Capai Kesepakatan

Kompas dunia | 16 Juli 2023, 02:05 WIB
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertepuk tangan dalam pembukaan Pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara dalam rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Selasa, 11 Juli 2023. (Sumber: Adi Weda/Pool Photo via AP)

”Isu Myanmar sangat kompleks. ASEAN harus melakukan langkah-langkah yang benar yang sesuai dengan Konsensus Lima Poin. Sebagai Ketua (ASEAN), Indonesia akan terus melakukan langkah-langkah yang benar untuk rakyat Myanmar,” kata Retno dikutip Kompas.id.

Thailand: Kalian Tidak Tahu Apa yang Terjadi di Myanmar

Don Pramudwinai adalah representatif pemerintahan luar negeri yang diketahui menemui Suu Kyi sejak kudeta 1 Februari 2021. Don mengaku junta mengizinkan ia bertemu dengan Suu Kyi.

Don menyebut kontak dengan Suu Kyi adalah inisiatif pemerintah Thailand. Bangkok memandang inisiatif ini perlu karena urgensi krisis Myanmar saat ini.

"Ini adalah inisiatif kami. Kenapa? Karena kami memiliki perbatasan panjang dengan Myanmar, 2.400 (kilometer) dan berbagai hal terjadi setiap hari," kata Don dikutip Associated Press.

"Seperti Indonesia, kalian jauh dari Myanmar. Kalian tidak tahu apa yang terjadi," lanjutnya.

Salah satu isu urgen yang disinggung Don adalah pengungsi. Eskalasi konflik Myanmar dapat menimbulkan gelombang pengungsi ke negara tetangga, termasuk Thailand.

"Kami terdampak, India terdampak, negara-negara yang berbatasan dengan Myanmar semuanya terdampak," kata Don.

Kendati tidak menerima inisiatif Bangkok secara resmi, komunike bersama menteri luar negeri ASEAN mengakui bahwa sejumlah negara anggota menilai langkah Thailand sebagai "perkembangan positif."

Komunike bersama ASEAN juga mendesak organisasi-organisasi multilateral, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk bekerja sama dengan ASEAN mendesak junta melaksanakan Lima Poin Konsensus. ASEAN juga meminta dukungan komunitas internasional untuk bantuan kemanusiaan ke Myanmar.

"Kami mengutuk keras tindak kekerasan yang terus terjadi, termasuk serangan udara, serangan artileri, dan penghancuran fasilitas umum," demikian nukilan komunike bersama menteri luar negeri ASEAN.

Komunike bersama tersebut juga mendesak junta memastikan keamanan bantuan kemanusiaan ASEAN untuk sekitar 1,1 juta penduduk yang terusir karena perang. Pada Mei lalu, konvoi bantuan kemanusiaan ASEAN yang turut membawa diplomat Indonesia dan Singapura diserang di negara bagian Shan.

Sementara itu, Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia telah menginisiasi lebih dari 110 upaya komunikasi dengan pihak-pihak yang berkonflik di Myanmar. Selaku pemegang keketuaan ASEAN, Retno menyebut Indonesia hendak membangun rasa percaya yang penting untuk meredakan tensi dan menghentikan kekerasan.

Selain isu Myanmar, AMM ke-56 di Jakarta juga membahas beberapa isu lain seperti kawasan bebas senjata nuklir dan transisi energi Selain ke-10 negara ASEAN, kecuali Myanmar, forum ini juga dihadiri perwakilan negara mitra dialog, yakni India, Selandia Baru, Rusia, Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada.

Baca Juga: Setahun Kudeta, ASEAN Minta Langkah Konkret Myanmar Stop Kekerasan dan Terapkan Lima Poin Konsensus

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Kompas.id/Associated Press


TERBARU