> >

Rusia: Keputusan AS Kirimkan Bom Tandan atau Munisi Klaster ke Kiev Bukti Kebijakan Agresif AS

Kompas dunia | 9 Juli 2023, 06:10 WIB
Rusia menyatakan keputusan Amerika Serikat untuk mengirim bom tandan atau munisi klaster ke Kiev adalah contoh kebijakan agresif AS yang bertujuan untuk memperpanjang konflik di Ukraina, demikian dikatakan Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, dalam sebuah pernyataan. (Sumber: Sputnik)

MOSKOW - KOMPAS.TV - Rusia menyatakan keputusan Amerika Serikat untuk mengirim bom tandan atau munisi klaster ke Kiev adalah contoh kebijakan agresif AS yang bertujuan untuk memperpanjang konflik di Ukraina.

"Keputusan pemerintahan Joe Biden untuk memberikan rezim Kiev dengan munisi klaster adalah manifestasi yang jelas dari kebijakan anti-Rusia yang agresif dari Amerika Serikat, yang dirancang untuk memperpanjang konflik di Ukraina sebanyak mungkin dan untuk melakukan perang hingga 'warga Ukraina terakhir'," kata Juru Bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova, dalam sebuah pernyataan seperti yang dilaporkan oleh TASS, Sabtu (8/7/2023).

Diplomat tersebut menunjukkan dengan mengirimkan munisi klaster ke Ukraina, Washington "secara efektif akan menjadi pelaku penyebaran ranjau di wilayah tersebut dan akan sepenuhnya bertanggung jawab atas korban jiwa yang disebabkan oleh ledakan, termasuk anak-anak Rusia dan Ukraina."

Washington menyadari bahwa jaminan Ukraina untuk menggunakan munisi klaster dengan "hati-hati" dan "bertanggung jawab" hanya omong kosong, kata Zakharova.

"Washington menyadari jaminan para Nazi Ukraina untuk menggunakan senjata tidak berpihak ini 'dengan hati-hati' dan 'bertanggung jawab' adalah omong kosong. Warga sipil akan menjadi sasaran, seperti yang terjadi setiap kali sistem senjata mematikan AS-NATO yang semakin banyak dikirim ke Ukraina," pernyataan tersebut mengatakan.

Keputusan Amerika Serikat untuk memberikan Kiev dengan munisi klaster adalah tanda keputusasaan dan bukti ketidakberdayaan setelah kegagalan "serangan balik" yang diklaim oleh Ukraina, kata Zakharova.

"Penyerahan munisi klaster adalah tanda keputusasaan dan bukti ketidakberdayaan di tengah kegagalan 'serangan balik' Ukraina yang dibesar-besarkan. 'Senjata ajaib' lainnya, yang Washington dan Kiev bertaruh tanpa memikirkan konsekuensi yang mengerikan, tidak akan berdampak pada jalannya operasi militer khusus ini, karena tujuan dan objektifnya akan tercapai sepenuhnya," kata diplomat tersebut.

Baca Juga: PBB Kantongi Bukti Pengunaan Amunisi Klaster oleh Rusia di Ukraina, Dilarang Hukum Internasional

Rusia menyatakan keputusan Amerika Serikat untuk mengirim bom tandan atau munisi klaster ke Kiev adalah contoh kebijakan agresif AS yang bertujuan untuk memperpanjang konflik di Ukraina, demikian dikatakan Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, dalam sebuah pernyataan. (Sumber: AP Photo/Mohammed Zaatari, File)

Amerika Serikat, pada hari Jumat (7/7/2023), mengumumkan akan menyediakan munisi klaster yang dilarang secara luas untuk serangan balik Ukraina melawan pasukan Rusia, seperti yang dilaporkan oleh New York Times. Sementara pemimpin NATO mengatakan akan menggelar pertemuan puncak minggu depan untuk membahas bagaimana agar Ukraina bisa bergabung.

Kelompok-kelompok HAM dan sekretaris jenderal PBB mempertanyakan keputusan Washington tentang munisi ini, yang merupakan bagian dari paket keamanan senilai USD800 juta (sekitar Rp11 triliun) membuat total bantuan militer AS menjadi lebih dari USD40 miliar (sekitar Rp553 triliun) sejak invasi Rusia pada Februari 2022.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menggambarkan konflik ini sebagai "operasi militer khusus" untuk melindungi keamanan Rusia, mengatakan AS dan sekutunya sedang melakukan perang proksi yang semakin meluas.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : TASS / New York Times


TERBARU