> >

Kerusuhan Pecah di Prancis Buntut Remaja Ditembak Mati Polisi, Warga Diimbau Tetap Tenang

Kompas dunia | 30 Juni 2023, 07:14 WIB
Prancis mengerahkan puluhan ribu polisi Kamis (29/6/2023) untuk mencegah meluasnya kerusuhan di perkotaan setelah seorang remaja 17 tahun ditembak mati oleh polisi sehingga menggemparkan negara tersebut. Mendagri Gerald Darmanin mengatakan jumlah petugas di jalanan akan meningkat lebih dari empat kali lipat, dari 9.000 jadi 40.000 personel. (Sumber: AP Photo)

NANTERRE, KOMPAS.TV – Pemerintah Prancis mengerahkan puluhan ribu petugas polisi pada Kamis (29/6/2023), dalam upaya mencegah meluasnya kerusuhan di perkotaan. Situasi keamanan di Prancis tengah memanas menyusul penembakan polisi terhadap seorang remaja berusia 17 tahun yang mengejutkan negara itu. Pemerintah mengimbau warga tetap tenang dan berjanji akan memulihkan keamanan.

Polisi yang dituduh melakukan tembakan, pada hari Selasa diberi dakwaan awal pembunuhan disengaja. Jaksa Pascal Prache mengatakan penyelidikan awal membuatnya menyimpulkan bahwa syarat penggunaan senjata secara legal tidak terpenuhi.

Meskipun pemerintah mengimbau agar warga tetap tenang dan bersumpah bahwa ketertiban akan dipulihkan, namun suasana di kota Nanterre yang berada di pinggiran Paris tetap tegang. Asap mengepul dari mobil dan sampah yang dibakar, setelah sebelumnya warga melakukan pawai damai untuk menghormati remaja yang tewas dan diidentifikasi bernama Nahel.

Kerusuhan pun tak terhindarkan yang ditandai dengan kekerasan yang melukai sejumlah polisi dan merusak hampir 100 bangunan publik. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan jumlah petugas di jalanan akan ditingkatkan lebih dari empat kali lipat, dari 9.000 menjadi 40.000. Di wilayah Paris saja, jumlah petugas yang dikerahkan akan lebih dari dua kali lipat menjadi 5.000.

Baca Juga: Macron Murka, Penembakan Mematikan Remaja 17 Tahun oleh Polisi di Prancis Tak Termaafkan

Seperti dikutip dari Associated Press, meskipun belum perlu mengumumkan keadaan darurat, namun Darmanin menyatakan akan melakukan tindakan yang sangat tegas jika kerusuhan masih terus terjadi. 

Polisi melaporkan kekerasan yang tersebar yang terjadi pada Kamis malam. Di kota Pau di Pyrenees yang biasanya tenang, sebuah bom molotov dilemparkan ke kantor polisi. Kendaraan dibakar di Toulouse dan kereta trem dibakar di pinggiran kota Lyon.

Polisi nasional belum memiliki angka pasti tentang berapa orang yang telah mereka tangkap secara nasional. Namun mereka memperkirakan telah menangkap sekitar 40 orang. Sedangkan Menteri Dalam Negeri melaporkan 180 penangkapan secara nasional sebelum hari Kamis.

Layanan bus dan trem di wilayah Paris ditutup sebelum matahari terbenam sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi pekerja transportasi dan penumpang.

Kota Clamart, rumah bagi 54.000 orang di pinggiran barat daya ibu kota Prancis, mengatakan telah mengambil langkah luar biasa dengan memberlakukan jam malam dari Kamis hingga Senin, dengan alasan risiko gangguan ketertiban umum. Walikota Neuilly-sur-Marne mengumumkan jam malam serupa di kota itu di pinggiran timur Paris.

Marseille, yang merupakan kota pelabuhan raksasa di selatan Prancis juga mengalami kerusuhan Kamis malam. Ratusan pemuda berkeliaran di pusat kota dan membakar kontainer sampah, termasuk di depan gedung administrasi utama kawasan itu. Petugas membubarkan sekitar 400 orang yang berkumpul dan polisi menangkap tiga orang di antara mereka.

Kerusuhan meluas bahkan sampai ke Brussel, di mana puluhan orang ditahan selama bentrokan terkait penembakan di Prancis. Juru bicara polisi Ilse Van de Keere mengatakan beberapa kebakaran berhasil dikendalikan, dan setidaknya satu mobil dibakar.

Baca Juga: Kylian Mbappe Mengamuk atas Terbunuhnya Remaja 17 Tahun Oleh Polisi Prancis, Kerusuhan Juga Terjadi

Penembakan yang terekam dalam video mengejutkan negara dan memicu ketegangan yang sudah lama membara antara polisi dan kaum muda yang tinggal di lingkungan yang kurang beruntung.

Keluarga remaja tersebut dan pengacara mereka tidak mengatakan bahwa penembakan polisi terkait dengan ras dan mereka tidak merilis nama belakangnya atau rincian tentang remaja yang tewas.

Namun kematian tersebut langsung mengobarkan ketegangan di lingkungan yang dihuni mayoritas imigran dari bekas koloni Prancis dan tempat lain. Anak-anak mereka yang lahir di Prancis sering mengeluh bahwa mereka lebih sering didiskriminasi dan dilecehkan oleh polisi daripada orang kulit putih atau mereka yang berada di lingkungan yang lebih makmur.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU