Macron Murka, Penembakan Mematikan Remaja 17 Tahun oleh Polisi di Prancis Tak Termaafkan
Kompas dunia | 29 Juni 2023, 04:41 WIBKawasan Nanterre tempat tinggal Nael tetap tegang pada hari Rabu, dengan polisi berjaga di sekitar kantor pemerintahan setepat sementara puing-puing mobil yang terbakar serta tong sampah yang terbalik masih terlihat di beberapa area.
Baca Juga: Hari Musik Sedunia 2023, Pertama Kali Diperingati di Prancis Tahun 1982
Karangan bunga mawar oranye dan kuning terikat pada tiang di mana mobil tersebut menabrak setelah penembakan, di Alun-alun Nelson Mandela Nanterre.
Berbicara di Parlemen pada hari Rabu, Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan, "Gambar-gambar mengejutkan yang disiarkan kemarin menunjukkan intervensi yang jelas tidak mematuhi aturan penggunaan kekuatan oleh pasukan polisi kami."
Penggunaan senjata api yang mematikan lebih jarang terjadi di Prancis daripada di Amerika Serikat. Kematian hari Selasa ini memicu kemarahan di Nanterre dan kota-kota lainnya, termasuk di sekitar proyek-proyek perumahan di mana banyak penduduk berjuang dengan kemiskinan dan diskriminasi serta merasa penyalahgunaan polisi tidak dihukum dengan tegas.
Beberapa orang meninggal atau terluka oleh tindakan polisi Prancis dalam beberapa tahun terakhir, yang memicu tuntutan untuk akuntabilitas kepolisian.
Prancis juga mengalami protes terhadap profil rasial dan ketidakadilan lainnya setelah pembunuhan George Floyd oleh polisi di Minnesota.
Macron meminta ketenangan dan penghormatan terhadap keluarga Nael. Ketika ditanya tentang penyalahgunaan polisi, dia mengatakan keadilan harus diberikan kesempatan untuk berjalan.
Baca Juga: Prancis Geger! Pria Tak Dikenal Tikam Bayi dan Anak-Anak di Taman Bermain di Annecy
Menteri Dalam Negeri Darmanin mengatakan 1.200 polisi dikerahkan semalam dan 2.000 berjaga hari Rabu di wilayah Paris dan kota-kota besar lainnya untuk "menjaga ketertiban."
Seorang pengacara keluarga Nael, Yassine Bouzrou, mengatakan kepada Associated Press mereka ingin penuntutan terhadap polisi dilakukan atas tuduhan pembunuhan, bukan pembunuhan tidak disengaja, dan ingin penyelidikan diserahkan ke wilayah yang berbeda karena mereka khawatir penyelidik Nanterre tidak akan netral.
Para pengacara menolak pernyataan yang dilaporkan oleh polisi bahwa mereka merasa nyawa mereka terancam karena pengemudi tersebut mengancam akan melindas mereka.
Mbappe, yang tumbuh besar di pinggiran kota Bondy, Paris, adalah salah satu dari mereka yang terkejut dengan apa yang terjadi.
"Saya terluka untuk Prancis saya. Situasi yang tidak dapat diterima. Semua pikiran saya tertuju pada keluarga dan orang-orang yang dicintai Nael, malaikat kecil ini pergi terlalu cepat," cuitnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press