Kejahatan Geng Makin Liar, Aparat Honduras Terapkan Taktik Keras Gaya El Salvador
Kompas dunia | 27 Juni 2023, 17:44 WIBTEGUCIGALPA, KOMPAS.TV - Aparat Honduras memaksa narapidana duduk setengah telanjang dalam barisan yang rapat.
Hal itu terjadi pada saat mencari barang terlarang dalam razia penjara pada hari Senin, (26/6/2023) dan ini pun mirip dengan taktik keras di negara tetangga, El Salvador.
Mereka menangkap seorang tersangka dalam penembakan di ruang biliar akhir pekan yang menewaskan 11 orang, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (27/6/2023).
Razia di penjara tersebut menunjukkan tekad pemerintah Honduras untuk memberantas geng-geng yang membuat resah.
Terlebih setelah pembantaian geng pekan lalu yang menewaskan 46 narapidana perempuan menjadi tragedi paling mengerikan terjadi di penjara perempuan Honduras baru-baru ini.
Polisi mengatakan, mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan hubungan antara penembakan di ruang biliar pada hari Sabtu dengan kekerasan di penjara.
Hari Senin, polisi militer, yang mengambil alih pengelolaan penjara di negara itu menyebar ke beberapa penjara, mengosongkan blok sel dan memaksa narapidana duduk berbaris dengan kaki terbuka dan bersandar satu sama lain.
Beberapa di antaranya dipaksa untuk menundukkan kepala dan meletakkan tangan di belakang leher mereka.
Taktik semacam ini, di mana narapidana hanya mengenakan celana pendek dan kepala mereka ditundukkan ke punggung orang di depan mereka, menjadi terkenal tahun lalu berkat Presiden El Salvador Nayib Bukele dalam upayanya memberantas geng.
Baca Juga: Ada Pertempuran Geng di Penjara Wanita Honduras: 41 Tewas, Penyebab Masih Diselidiki
Taktik keras Bukele memunculkan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, tetapi justru populer di kalangan rakyat di negara Amerika Tengah, di mana masyarakat sedang bangkit dari penindasan, pemerasan dan kekerasan geng.
Pihak polisi militer mengatakan, mereka melakukan penggeledahan di blok sel yang kosong dan menemukan ratusan butir amunisi, pistol, senapan serbu, dan granat.
Seperti di El Salvador, polisi membagikan video razia di penjara yang disertai musik.
Bahkan, narapidana perempuan dipaksa duduk di lapangan penjara dengan tangan di leher mereka, tetapi petugas polisi perempuan memperbolehkan mereka tetap mengenakan baju.
Salah satu penggeledahan dilakukan di lembaga pemasyarakatan laki-laki di Tamara, kota yang sama tempat pembantaian di penjara perempuan terjadi pada hari Selasa.
Pembantaian di penjara perempuan di Tamara, di sebelah timur laut ibu kota Honduras, menggemparkan negara tersebut dan memicu serangkaian razia, jam malam, dan penindakan.
Dalam pembantaian itu, narapidana perempuan yang tergabung dalam geng jalanan Barrio 18 menyelundupkan senjata api, golok, dan cairan mudah terbakar ke dalam penjara.
Mereka menundukkan penjaga dan masuk ke blok sel yang dihuni anggota geng saingan, menembaki korban, menghabisi mereka dengan kejam, dan kemudian mengunci sel mereka lalu membakar para korban.
Baca Juga: Basmi Kejahatan Terorganisir dan Geng Jalanan, Popularitas Presiden El Salvador Melonjak Jadi 90%
"Meskipun pembunuhan di ruang biliar pada hari Sabtu di kota Choloma, di provinsi Cortes, terjadi jauh di utara Tamara, kedua peristiwa tersebut bisa jadi terkait," kata polisi.
Komisioner Polisi Nasional Miguel Pérez Suazo mengatakan, pihak berwenang telah menahan satu tersangka dalam pembunuhan di ruang biliar dan sedang mencari yang lain.
"Kami tidak menutup kemungkinan bahwa kejahatan ini bisa menjadi semacam pembalasan atas apa yang terjadi di penjara perempuan," ujar Pérez Suazo.
Choloma dianggap sebagai wilayah kekuasaan geng Barrio 18, sehingga menjadi tempat yang logis untuk menargetkan anggota geng tersebut.
Namun, polisi mengatakan, tersangka yang ditangkap pada hari Senin juga diduga merupakan anggota Barrio 18.
Pérez Suazo mengatakan, "Kami juga tidak menutup kemungkinan bahwa itu bisa menjadi semacam pembalasan oleh para penjahat terhadap warga sipil," katanya.
Presiden Honduras Xiomara Castro menugaskan polisi militer untuk mengelola penjara dan memberikan waktu setahun kepada mereka untuk melatih penjaga baru.
Dia juga mengumumkan langkah-langkah keamanan termasuk jam malam di area Choloma, serta razia, penangkapan, dan pos pemeriksaan 24 jam sehari.
Jam malam di Choloma akan berlaku mulai pukul 9 malam hingga 4 pagi. Jam malam di kota terdekat San Pedro Sula akan dimulai pada tanggal 4 Juli.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press