Pengakuan Intelijen AS, Tak Ada Bukti Langsung Covid-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium China
Kompas dunia | 25 Juni 2023, 12:32 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan tak ada bukti langsung Covid-19 berasal dari kebocoran laboratorium China.
Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mengatakan awal mula secara alami atau dari kebocoran laboratorium tetap skenarion yang memungkinkan.
Melalui laporannya, ODNI mengungkapkan badan intelijen setuju bahwa virus itu tak direkayasa secara genetik atau diadaptasi di laboratorium.
Asal-usul wabah Covid-19 memang telah menjadi perdebatan sengit di AS.
Baca Juga: Upaya Kudeta Wagner Bikin Tegang, KBRI Sempat Keluarkan Imbauan Untuk WNI di Rusia
China pun dengan tegas menolak teori kebocoran laboratorium.
Laporan ODNI dikeluarkan pada Jumat (23/6/2023) malam setelah Kongres AS meloloskan Undang-Undang (UU) yang memberikan waktu 90 hari untuk mendeklasifikasi apa yang diketahuinya tentang Institut Virologi Wuhan (WIV), pada Maret lalu.
“CIA dan badan lain tetap tidak dapat menentukan asal muasal pandemic Covid-19 secara tepat, karena hipotesis (alami dan laboratorium), bergantung pada asumsi signifikan atau menghadapi tantangan dengan pelaporan yang bertentangan,” bunyi laporan setebal 10 halaman itu dikutip dari BBC.
Menurut laporan itu, empat badan intelijen percaya bahwa virus tersebut ditransmisikan dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Batal Kudeta Putin, Pasukan Wagner Akhirnya Bakal Dikontrak Resmi Rusia
Dua badan intelijen lainnya, Departemen Energi dan FBI, melanjutkan untuk percaya virus itu berasal dari kebocoran laboratorium.
Laporan ODNI itu mengatakan bahwa komunitas intelijen AS masih belum menyingkirkan kemungkinan bahwa virus itu datang dari laboratorium.
Namun, seluruh badan intelijen AS sepakat bahwa Covid-19 tak dikembangkan untuk senjata biologis.
Laporan itu mengungkapkan bahwa WIV dan militer China telah berkolaborasi untuk kepentingan medis masyarakat terkait Covid-19, untuk kebutuhan kesehatan masyarakat.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : BBC