Komisaris Tinggi HAM PBB Desak Israel Akhiri Kekerasan di Tepi Barat
Kompas dunia | 24 Juni 2023, 04:05 WIBPALESTINA, KOMPAS.TV - Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk pada hari Jumat (23/6/2023), mendesak Israel segera mengakhiri kekerasan di wilayah pendudukan Tepi Barat.
"Israel harus segera mengatur ulang kebijakan dan tindakannya di wilayah pendudukan Tepi Barat sesuai standar HAM internasional, termasuk melindungi dan menghargai hak untuk hidup," kata Turk dalam pernyataannya seperti laporan Anadolu, hari Jumat (23/6/2023).
"Agar kekerasan ini berakhir, pendudukan itu harus berakhir," tegas Turk. Dia menambahkan orang-orang dengan kekuatan politik harus segera melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan hal itu.
Turk mengatakan serangan Israel dengan helikopter tempur adalah eskalasi utama penggunaan senjata dalam peperangan, tidak mencerminkan situasi penegakan hukum.
Turk meminta Israel mematuhi hukum internasional, juga menambahkan bahwa situasi saat ini berfungsi hanya mendorong orang Israel dan Palestina lebih dalam ke jurang pertikaian.
“Israel harus segera mengatur ulang kebijakan dan tindakannya di Tepi Barat sejalan dengan standar hak asasi manusia internasional, termasuk melindungi dan menghormati hak untuk hidup,” kata Turk.
Turk memperingatkan kekerasan yang terjadi pekan ini di Tepi Barat berisiko tak terkendali, dipicu oleh retorika politik yang tajam dan eskalasi penggunaan senjata militer canggih oleh Israel.
Baca Juga: Israel Serang Kamp Pengungsian Palestina dengan Helikopter Apache: 4 Orang Tewas, Puluhan Terluka
"Pembunuhan dan kekerasan baru-baru ini, bersama retorika yang menghasut, hanya mendorong orang Israel dan Palestina ke jurang yang dalam," kata dia.
Pasukan keamanan Israel melakukan serangan udara di kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat hari Senin, menewaskan setidaknya tujuh warga Palestina, termasuk seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, dan melukai 91 lainnya serta tujuh tentara Israel, menurut pernyataan PBB.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Anadolu / Al Jazeera