> >

Bagaimana Rasanya Naik Kapal Selam Wisata Titanic, Begini Pengakuan Mantan Pelanggannya

Kompas dunia | 23 Juni 2023, 09:48 WIB
Titan merupakan kapal selam kecil yang hanya bisa dinaiki total lima orang. (Sumber: OceanGate / The Seattle Times / Kompas TV)

BERLIN, KOMPAS.TV – Kapal selam Titan yang dinyatakan meledak dan menewaskan lima penumpangnya berukuran cukup kecil, yaitu hanya sepanjang enam meter saja. Begini rasanya berada di kedalaman laut dengan kapal selam mini, menurut pengakuan salah satu pelanggannya yang pernah menaiki kapal tersebut tahun 2021 silam.

Arthur Loibl, 61 tahun, merupakan pengusaha asal Jerman yang pernah melakukan ekspedisi reruntuhan Titanic dengan kapal selam Titan pada tahun 2021. Dia menyebut perjalanan yang dilakukannya sebagai misi ‘bunuh diri’.

“Anda harus sedikit gila untuk melakukan hal semacam ini,” kata Arthur Loibl, seperti dikutip dari Associated Press.

Loibl mengatakan bahwa dia pertama kali memiliki ide untuk melihat reruntuhan Titanic saat dalam perjalanan ke Kutub Selatan pada tahun 2016. Saat itu, sebuah perusahaan Rusia menawarkan penyelaman dengan harga setengah juta dolar.

Setelah itu, OceanGate yang berbasis di negara bagian Washington mengumumkan ekpedisi Titanic setahun kemudian, dia mengambil kesempatan itu. Dia membayar sebesar $ 110.000 untuk penyelaman pada tahun 2019 yang gagal, ketika kapal selam pertama tidak bertahan dalam pengujian.

Baca Juga: Dua Warganya Tewas Dalam Kapal Selam Wisata Titanic, Pakistan Ucapkan Belasungkawa

Dua tahun kemudian dia melakukan pelayaran yang sukses, bersama dengan CEO OceanGate Stockton Rush, penyelam Perancis dan ahli Titanic Paul-Henri Nargeolet dan dua pria lainnya yang berasal dari Inggris.

“Bayangkan sebuah tabung logam sepanjang beberapa meter dengan selembar logam untuk lantai. Anda tidak bisa berdiri di dalamnya. Anda tidak bisa berlutut. Setiap orang duduk berdekatan atau di atas satu sama lain,” kata Loibl.

"Jika kamu claustrophobia (fobia terhadap ruangan sempit), kamu tidak dapat melakukannya," ujarnya.

“Selama 2,5 jam perjalanan turun dan naik, lampu dimatikan untuk menghemat energi,” katanya. Satu-satunya penerangan berasal dari tongkat pendar neon.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU