Murka, China Layangkan Protes Resmi atas Ucapan Presiden AS Bahwa Presiden China Xi Jinping Diktator
Kompas dunia | 23 Juni 2023, 01:05 WIBPejabat pemerintahan AS membela pernyataan Biden, dengan mengatakan presiden dengan tegas membedakan antara demokrasi dan otoriter dalam dunia ini.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka tidak memberikan komentar mengenai diskusi diplomatik yang bersifat pribadi.
Dalam konferensi pers yang tidak terkait di Paris, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, "Terkait dengan komentar-komentar tersebut, saya pikir Presiden Biden dan saya berdua meyakini pentingnya menjaga komunikasi... untuk menghilangkan kesalahpahaman dan perhitungan yang salah. Kita perlu bekerja sama jika memungkinkan."
"Tetapi kita memiliki perbedaan pendapat, dan kita juga dengan jujur mengakui bahwa kita memiliki perbedaan pendapat," tambahnya.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Xi Jinping Diktator, Singgung Balon Mata-Mata China yang Ditembak Jatuh AS
Yellen baru-baru ini mendorong perbaikan hubungan antara Amerika Serikat dan China, dengan berargumen bahwa kerja sama diperlukan untuk menjaga stabilitas global.
Dalam sebuah pertemuan selama dua hari yang diadakan di Paris untuk meningkatkan respons keuangan global terhadap perubahan iklim dan kemiskinan, Yellen mengatakan bahwa ia "sangat senang melihat partisipasi China dalam pertemuan ini."
Perdana Menteri China Li Qiang, adalah salah satu dari puluhan kepala negara dan pemerintahan, pejabat keuangan dunia, dan aktivis yang berkumpul di ibu kota Prancis untuk membahas cara reformasi sistem keuangan global dan mengatasi krisis utang, perubahan iklim, dan kemiskinan, terutama bagi negara-negara berkembang.
"Saya percaya adalah penting, seperti yang diyakini oleh Presiden Biden, bahwa dua ekonomi terbesar di dunia... bekerja sama dalam menghadapi tantangan global," kata Yellen.
Ia juga menekankan restrukturisasi utang merupakan prioritas bagi Amerika Serikat.
Dengan semakin banyaknya negara yang menghadapi utang yang tidak bisa ditanggung akibat dampak perubahan iklim, Yellen mendorong para kreditor untuk terlibat dalam negosiasi agar beban utang dapat menjadi berkelanjutan. China menurut media Barat pemberi pinjaman pemerintah terbesar di dunia.
Dengan menyebutkan contoh Zambia, negara di Afrika Selatan yang dikunjunginya pada bulan Januari, Yellen mengatakan ia "terbantu dengan kemajuan" dalam negosiasi utang dan berharap "penyelesaian utang dapat berlangsung segera." Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Kasus-kasus penting lainnya juga harus segera ditindaklanjuti," tambahnya, dengan menyebutkan Ghana dan Sri Lanka.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press