> >

PBB Sahkan Traktat Laut Lepas, Ini Makna dan Arti Pentingnya bagi Dunia

Kompas dunia | 20 Juni 2023, 07:30 WIB
PBB hari Senin, (19/6/2023) mengesahkan traktat internasional untuk melindungi laut lepas, atau bernama UN High Seas Treaty, kesepakatan lingkungan yang bersejarah, bertujuan untuk melindungi ekosistem terpencil yang sangat penting bagi umat manusia. Namun apa maknanya, apa arti pentingnya, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya? (Sumber: Bloomberg)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Senin, (19/6/2023) mengesahkan traktat internasional pertama di dunia untuk melindungi laut lepas, atau bernama UN High Seas Treaty, kesepakatan lingkungan yang bersejarah, bertujuan untuk melindungi ekosistem terpencil yang sangat penting bagi umat manusia.

Laut lepas di seluruh dunia tidak memiliki badan internasional atau perjanjian dengan fokus utama untuk melindungi keanekaragaman hayati laut. Traktat ini, semenjak disahkan akan melalui ratifikasi di setiap negara, dan akan mengubah hal tersebut.

Berikut ini adalah penjelasan tentang Traktat Laut Lepas PBB atau UN High Seas Treaty yang baru saja diadopsi oleh Majelis Umum PBB, apa artinya, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya, seperti laporan New York Times.

Baca Juga: Gabon Serukan Konservasi Alam Punya Nilai Moneter, Konservasi dan Menekan Emisi Gas Sama Pentingnya

Pari Manta atau Manta Ray di Nusa Penida. PBB hari Senin, (19/6/2023) mengesahkan traktat internasional pertama di dunia untuk melindungi laut lepas, atau bernama UN High Seas Treaty, kesepakatan lingkungan yang bersejarah, bertujuan untuk melindungi ekosistem terpencil yang sangat penting bagi umat manusia. Namun apa maknanya, apa arti pentingnya, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya? (Sumber: Coral Triangle Center/Marthen Welly)

Apa yang dimaksud dengan laut lepas?

Secara umum, negara-negara mengendalikan perairan dan dasar laut yang membentang 200 mil laut dari pantai mereka. Di luar batas tersebut, terdapat laut lepas yang tidak tunduk pada hukum atau kendali negara manapun. Laut lepas ini meliputi hampir setengah dari planet ini.

Laut lepas menjadi rumah bagi berbagai spesies dalam rantai makanan, mulai dari fitoplankton hingga hiu putih besar. Banyak kehidupan laut yang juga ditemukan di perairan nasional yang lebih dekat dengan pantai. termasuk spesies tuna dan salmon, penyu laut, dan paus, juga menghabiskan sebagian besar waktunya di laut lepas. Hal ini menunjukkan perlunya kolaborasi internasional dalam upaya melindungi spesies yang membutuhkan bantuan. Hewan-hewan tersebut tidak mengenal batas negara.

Selain itu, terdapat kehidupan laut di perairan dalam, termasuk spesies yang sangat aneh seperti ikan pemancing (yang tampak seperti karakter menyeramkan di rumah hantu laut), ikan tripod (yang terlihat berdiri di atas sirip tulang seperti kaki tongkat), dan ikan kapak (yang memiliki organ yang menyala di perut mereka).

Dikatakan kadang-kadang kita lebih tahu tentang Bulan daripada kedalaman laut.

Baca Juga: Portugal Dirikan Kawasan Konservasi Laut Terbesar di Atlantik Utara Seluas 2.677 kilometer persegi

Peneliti sedang memantau terumbu karang great barrier reef tahun 2016. PBB hari Senin, (19/6/2023) mengesahkan traktat internasional pertama di dunia untuk melindungi laut lepas, atau bernama UN High Seas Treaty, kesepakatan lingkungan yang bersejarah, bertujuan untuk melindungi ekosistem terpencil yang sangat penting bagi umat manusia. Namun apa maknanya, apa arti pentingnya, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya? (Sumber: M. Curnock/GBRMPA via AP)

Apa yang dipertaruhkan?

"Samudra kita telah menghadapi tekanan selama beberapa dekade," kata Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam sebuah pernyataan pekan lalu saat ia mendorong para delegasi untuk mencapai kesepakatan. "Kita tidak bisa lagi mengabaikan darurat samudera."

Penangkapan ikan ilegal, berlebihan dan perubahan iklim adalah ancaman utama bagi keanekaragaman hayati laut. Populasi hiu dan pari yang hidup di lautan terbuka, misalnya, anjlok lebih dari 70 persen sejak tahun 1970, menurut penilaian menyeluruh di tingkat global.

Ancaman baru terhadap kehidupan laut muncul saat manusia mencari tambang mineral berharga di samudera dan mencari cara untuk melakukan "sekuestrasi karbon", yang melibatkan upaya mengunci karbon dioksida untuk menjauhkannya dari atmosfer, di mana karbon dioksida merupakan kontributor utama pemanasan global.

Penambangan di dasar laut mengancam spesies yang sangat rapuh dan belum diketahui, kata para ilmuwan. Jauh dari sinar matahari, makhluk-makhluk ini tumbuh dan pulih dengan lambat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : New York Times


TERBARU