> >

Pemimpin Belarusia Sebut Tak Ragu Gunakan Senjata Nuklir Rusia jika Negaranya Diserang

Kompas dunia | 13 Juni 2023, 23:00 WIB
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Selasa (13/6/2023) mengatakan dia tidak akan ragu untuk memerintahkan penggunaan senjata nuklir taktis Rusia yang akan ditempatkan di Belarus jika negaranya menghadapi agresi. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko menyatakan bahwa ia tak akan ragu menggunakan senjata nuklir taktis Rusia jika negaranya diserang. Hal tersebut disampaikan Lukashenko jelang penerjunan senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan menerjunkan senjata nuklir jarak pendek ke Belarusia. Langkah ini dinilai sebagai peringatan ke negara-negara Barat yang meningatkan bantuan militer ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia dan Belarusia Teken Perjanjian Penempatan Senjata Nuklir di Belarusia, Kendali Tetap di Moskow

Putin menegaskan, Rusia tetap akan mengontrol senjata nuklir taktis di Belarusia. Namun, pernyataan terbaru Lukashenko bertentangan dengan pernyataan Putin.

"Semoga saya tidak perlu membuat kebijakan untuk menggunakan senjata itu hari ini, tetapi tidak akan ada keraguan jika kami menghadapi agresi," kata Lukashenko dikutip kantor berita BelTA via Associated Press, Selasa (13/6/2023).

Lukashenko mengeklaim pihaknyalah yang meminta Putin menerjunkan senjata nuklir taktis ke Belarusia. Ia menyebut senjata nuklir diperlukan untuk menangkal potensi agresi militer.

"Saya yakin tidak ada yang mau memerangi sebuah negara yang punya senjata seperti itu. Itu adalah senjata penangkal," kata Lukashenko.

Pekan lalu, Putin menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas untuk memuat senjata nuklir taktis Rusia akan dirampungkan pada 7-8 Juli 2023. Moskow akan mengirimkan senjata nuklir taktis ke Minsk setelah fasilitas tersebut selesai.

Baca Juga: Serangan Turki di Suriah Tewaskan Tentara Rusia, Ankara dan Moskow Masih Bungkam

 

 

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU