> >

Prancis Geger! Pria Tak Dikenal Tikam Bayi dan Anak-Anak di Taman Bermain di Annecy

Kompas dunia | 9 Juni 2023, 01:05 WIB
Seorang polisi tampak berdiri di depan tempat kejadian perkara (TKP) serangan penikaman pria tak dikenal di sebuah taman bermain di Kota Annecy, Prancis, Kamis (8/6/2023). (Sumber: AP Photo/Laurent Cipriani)

ANNECY, KOMPAS.TV – Seorang pria bersenjatakan sebilah pisau menikam empat anak-anak di sebuah taman bermain di tepi danau di Kota Annecy di wilayah pegunungan French Alps, Kamis (8/6/2023).

Anak-anak yang menjadi korban penikaman itu berusia antara 22 bulan dan 3 tahun, dan mengalami luka yang mengancam jiwa. Dua orang dewasa juga dilaporkan terluka.

Melansir Associated Press, tersangka pelaku penikaman, yang diidentifikasi polisi sebagai pria Suriah berusia 31 tahun, segera ditangkap. Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne menyebut sang pelaku berstatus sebagai seorang pengungsi di Swedia. 

Motif sang pelaku masih belum diketahui, namun diduga tak berkaitan dengan terorisme.

Baca Juga: Rakyat Prancis Makin Benci Macron, Restoran Favoritnya Sampai Diserang dan Dibakar Demonstran

Kekejian aksi biadab itu menggegerkan Prancis. Apalagi, para korbannya termasuk bayi dan anak-anak yang tak berdaya.

Jaksa penuntut Line Bonnet-Mathis mengatakan, seluruh korban empat anak menderita luka tikaman yang mengancam nyawa. Seorang korbannya masih berusia 22 bulan, dua anak berusia 2 tahun, dan yang lainnya berusia 3 tahun. Dua di antara korban adalah turis, seorang di antaranya berkebangsaan Inggris.

Dua korban orang dewasa mengalami luka tikaman pisau pelaku, seorang di antaranya juga terkena peluru nyasar saat polisi melepaskan tembakan untuk menangkap pelaku.

Rekaman video aksi penikaman di sebuah taman bermain itu beredar di media sosial. Rekaman itu memperlihatkan seorang pria berkacamata hitam dan syal biru yang menutupi kepalanya mengacungkan sebilah pisau, sementara orang-orang berteriak panik.

Si pelaku tampak berteriak atas nama Tuhan saat ia mengayunkan pisaunya, sementara orang-orang di dekatnya terdengar berteriak memanggil polisi.

Baca Juga: Kebohongan Murid Jadi Penyebab Kasus Guru di Prancis yang Dipenggal Tahun Lalu karena Karikatur Nabi

Si pelaku kemudian melukai seorang pria yang mencoba mendekatinya. Si pelaku lalu menghampiri seorang perempuan yang dengan panik mendorong kereta bayinya di taman bermain itu. Nahas, upaya perempuan itu melindungi bayi dalam kereta bayi yang didorongnya gagal. Si pelaku tampak mendekati kereta bayi dan menghunjamkan pisaunya berulang kali.

Usai melakukan aksi kejinya, si pelaku melenggang keluar taman bermain, dan dua orang pria tampak berlari mengejarnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan aksi serangan itu sebagai “serangan yang penuh dengan kepengecutan”. Tentang para korban, Macron menyatakan, “Anak-anak dan orang dewasa kini berada antara hidup dan mati”. 

“Prancis syok,” tulis Macron di akun Twitternya.

Seorang saksi mata menyebut dirinya menyaksikan si pelaku melompat ke arah seorang pria tua dan menikamnya berulang kali. Ia pun berteriak memanggil polisi untuk segera bertindak.

“Saya berteriak, berteriak ke mereka (polisi) untuk bertindak,” ujarnya.

Seorang penjual es krim yang bekerja di kawasan taman bermain itu mengungkap dirinya telah melihat si pelaku beberapa hari sebelumnya, memandangi danau yang dikelilingi pegunungan bersalju itu.

Para anggota majelis nasional Prancis di Paris tampak berdiri dan memberikan penghormatan sekaligus mengheningkan cipta bagi para korban aksi penikaman di Annecy, Prancis, Kamis (8/6/2023). (Sumber: (AP Photo/Lewis Joly)

Sementara itu di Paris, para anggota parlemen menghentikan debat untuk mengheningkan cipta bagi para korban.

Presiden majelis, Yaël Braun-Pivet, mengatakan, "Ada beberapa anak yang masih sangat kecil yang berada dalam kondisi kritis, dan saya meminta Anda semua untuk mengheningkan cipta selama satu menit untuk mereka, untuk keluarga mereka, dan berharap konsekuensi serangan yang sangat parah ini tidak menyebabkan bangsa berduka.”

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU