Menhan China Sebut Mentalitas Perang Dingin Berkembang di Asia-Pasifik, Sindir AS soal AUKUS
Kompas dunia | 4 Juni 2023, 15:22 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan China Li Shangfu menyatakan mentalitas Perang Dingin tengah berkembang di kawasan Asia-Pasifik.
Hal tersebut disampaikan Li usai ia menolak bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin di Konferensi Dialog Shangri-La di Singapura.
Dalam forum tersebut, Li juga menuduh "sejumlah negara" mengintensifkan perlombaan senjata dan mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Walaupun tidak menyebutkan nama, Li diduga menyindir Washington.
"Suatu mentalitas Perang Dingin kini tengah berkembang kembali, meningkatkan risiko keamanan. Rasa saling menghormati harusnya menang atas perundungan dan hegemoni," kata Li, Minggu (4/6/2023), dikutip The Guardian.
Baca Juga: Fantastis, China Mengebor hingga 10.000 Meter ke Dalam Bumi, Ternyata Banyak Tujuannya
Lebih lanjut, Li juga menyinggung latihan gabungan AS-Kanada yang menerjunkan kapal perang ke Selat Taiwan. Li menyebut latihan tersebut sebagai "provokasi" dan menegaskan Taiwan bagian dari China.
Li kemudian menyinggung situasi keamanan Asia-Pasifik, diyakini menyinggung pembentukan AUKUS (AS, Australia, Inggris Raya) dan QUAD (AS, Australia, India, Jepang) yang menurutnya menjadi organisasi seperti NATO.
"Pada dasarnya, upaya-upaya membuat (aliansi) seperti NATO di Asia-Pasifik adalah cara menyandera negara-negara regional dan melebih-lebihkan konflik dan konfrontasi, yang mana hanya akan membuat Asia-Pasifik terjebak perselisihan dan konflik," kata Li.
"Asia-Pasifik hari ini perlu kerja sama inklusif dan terbuka, bukan malah terpecah ke klik-klik kecil. Kita tidak boleh melupakan bencana parah yang disebabkan dua perang dunia kepada rakyat semua negara, dan kita tidak boleh membiarkan sejarah tragis itu terulang kembali," tandasnya.
Baca Juga: Diundang TNI AL, China Kirim Kapal Tempur Canggih ke Indonesia, Ikut Latihan Maritim Komodo 2023
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Guardian