Jerman Pesan Tank Leopard 2A8 Tercanggih Gantikan Tank yang Dikirim ke Ukraina, Tiba Tahun 2025
Kompas dunia | 27 Mei 2023, 06:00 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Militer Jerman memesan 18 tank Leopard 2A8 baru untuk menggantikan kendaraan yang dikirim ke Ukraina awal tahun ini, kata perusahaan pertahanan terkemuka Kraus-Maffei Wegmann KMW, Jumat (26/5/2023).
Kraus-Maffei Wegmann mengatakan kontrak untuk tank Leopard 2A8 sudah ditandatangani dengan pemerintah Jerman namun tidak memberikan rincian keuangan, tetapi komite anggaran parlemen Jerman pada hari Rabu menyetujui pendanaan sekitar 525 juta euro untuk pembelian tank Leopard 2 tercanggih itu.
KMW mengatakan pengiriman tank yang dipesan jadwalnya akan mulai dikirim tahun 2025, dan kesepakatan ini termasuk opsi untuk 105 tank Leopard 2A8 tambahan.
Kraus-Maffei Wegmann juga akan memproduksi 12 meriam self-propelled baru untuk militer Jerman sebagai bagian dari opsi yang disepakati bulan Maret, kata perusahaan tersebut.
Menteri Pertahanan Jerman mendorong agar tank baru segera diakuisisi setelah pemerintah setuju pada akhir Januari untuk memberikan 14 tank tempur Leopard 2A6 kepada Ukraina.
Jumlah itu kemudian ditingkatkan menjadi 18 beberapa minggu kemudian ketika Berlin dan negara lain berusaha untuk merakit dua batalyon tank Leopard 2 untuk Kyiv.
Jerman, Denmark, dan Belanda juga telah setuju untuk memberikan Ukraina tank Leopard 1 yang direnovasi, model yang lebih lama dan tidak digunakan oleh militer Jerman selama dua dekade.
Baca Juga: Tank Leopard 2 Jerman Tiba di Palagan Ukraina, Pertempuran akan Makin Sengit
Leopard 2A8 menggunakan meriam Rheinmetall 120 mm/L55 menurut laporan Military Today. Meriam ini memuat peluru secara manual dan kompatibel dengan semua amunisi tank NATO standar berkaliber 120 mm.
Tank ini juga dapat menggunakan amunisi DM11 yang dapat diprogram. Amunisi multifungsi yang dapat diprogram ini memungkinkan menyerang target di balik perlindungan dan dalam bangunan, serta efektif melawan kendaraan berlapis baja.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press / Military Today